Wednesday 14 May 2008

HOMICIDE



Inilah artikel tentang ulasan band/grup hiphop bernama HOMICIDE yang diulas 100% subjektif olehku yang sama sekali bukan anak hiphop. Cukup sederhana alasan mengapa aku tertarik untuk menulis band ini di blogku yang minim pembaca ini. Tak lain karena Homicide adalah satu-satunya band hiphop yang bisa membuat telingaku berkompromi dengan lagu tak bernada khas hiphop dan membuatku rela meluangkan waktu sejenak untuk menyimak lirik mereka yang memaksaku harus mengacungkan dua jempolku.

Dan juga karena Homicide telah membuatku ”sedikit” mengubah pandanganku tentang hiphop yang selama ini aku hanya memandang anak hiphop sebagai sekelompok anak berkalung bling bling yang hobi breakdance, nge-rap, memakai bahkan menjual narkoba dan akhirnya mati ditembus peluru anggota gangster hiphop musuhnya. Sekelompok orang gila popularitas yang selalu nongol di MTV dengan memamerkan kalung bling bling yang entah asli atau palsu sambil ngoceh tidak dengan jelas. Aku memandang seperti itu karena mungkin stereotype yang tampak selama ini adalah seperti itu dan juga tentunya karena hiphop bukanlah bagian dari hidupku sehingga aku ga mengenalinya lebih jauh. Sebuah pandangan yang mungkin sama halnya ketika orang awam memandang anak punk/hardcore sepertiku hanyalah sekelompok berandalan yang hobi nongrkrong ga jelas di jalanan sambil teriak-teriak dan mendengarkan musik yang ga jelas notasinya. Sebuah justifikasi subjektif semata.

Baru sekitar tahun 2005 lalu aku tahu grup rap hiphop ini dari temenku. Dan lagu mereka yang membuatku suka adalah lagu yang berjudul “Puritan (GodBlessed Fascists)”. Padahal baru sekali aku dengerin lagu itu tapi langsung seneng. Ga tau kenapa. Dan setelah itu, lagu-lagu homicide menambah playlistku tiap aku muter lagu di computer. Walaupun ada beberapa opini yang mungkin aku ga gitu setuju di liriknya. Tapi sebagian lainnya aku cukup setuju dengan pesan-pesan yang mereka sampaikan lewat lagu-lagunya. Tapi ya itu lah perbedaan. Sesuatu hal yang wajar tapi terkadang terlalu diperuncing hingga kadang membuat darah mengalir.

Seperti kubilang, Homicide satu-satunya band(atau grup?habis aku ga tau sih apa sebutan anak hiphop tentang grup band mereka) hiphop yang bisa masuk ketelingaku. Emang sih sempet manggut-manggut juga kepalaku ketika ngederin satu lagu salah satu influence Homicide yaitu Public Enemy. Tapi ya cuma sebatas manggut-manggut, coz aku ga gitu ngerti isi lirik yang disampaikan Public Enemy melalui lirik-liriknya. Habisnya pakai bahasa inggris sih…Males mikir… :p Selain aku ga gitu ngerti, aku juga ga mau ngerti. Apalagi sampe nyempet-nyempetin googling nyari band hiphop laen sejenis Homicide. Orang aku suka lagu Homicide aja secara ga sengaja kok…hehe…

Kemarin malam kuurungkan niatku mengerjakan Tugas Akhir a.k.a skripsiku yang beberapa saat lalu membuat kepala ini menjerit serupa jeritan ayam yang disembelih secara sadis oleh kolonel Sanders. Dan cuma satu alasanku kenapa Tugas Akhirku harus mau mengantri untuk mengisi waktuku dimalam itu, yaitu karena paket CD Homicide yang kupesan dari temenku anak bandung sudah sampe dirumahku sekitar pulul 16.15 sore. Hanya saja, hingga tulisan ini ku posting, aku belum mentransfer uang pengganti CD itu ke temenku. Sorry ya pren...bentar lagi deh..janji.. :D
Sejak aku tau lagu-lagu Homicide, aku cuma dengerin dari mp3 yang kudapat dari temenku alias membajak. Dan baru kemaren aku punya CD homicide. Satu buah album ”The Nekrophone Dayz” dan satu buah album baru yang juga album terakhirnya yaitu ”Illsurrekshun”. Yup! Memang Homicide memutuskan bubar seperti tertera pada artikel di album terkhirnya yang salah satu kalimatnya adalah ”Pada saat CD ini di tangan kalian, Homicide sudah bubar”. Untuk tahu lebih jauh tentang alasan mereka bubar, cek aja di situs resmi mereka www.nekrophone.com. Dari pada aku bahas hal itu disini nanti dikira sok tahu.

Dan malam itu aku putuskan untuk mendengarkan terlebih dahulu album “Illsurrekshun” karena list di album “The Nekrophone Dayz” hampir semua sudah kudengar dari mp3 yang aku bajak dari komputer temenku.

Album “Illsurrekshun” dibungkus kertas merah dengan logo Homicide di depan dan dibelakangnya tertulis kutipan dari Widji Thukul yang berbunyi “...tak bisa dibungkam kodim, tak bisa dibungkam popor senapan, satu mimpi, satu barisan...”.
Lalu setelah kulepas pembungkus itu, kudapati sebuah booklet dari Apokalips selain tentu saja CD Homicide yang diletakan di dalam wadah CD. Booklet dari Apokalips itu sesuai dugaanku berisi tentang sesuatu yang berbau politik. Sekilas kubaca, isinya berisi wawancara dengan beberapa tokoh dari organisasi buruh, petani, nelayan dan lainnya. Ah nanti sajalah membaca booklet Apokalips itu. Lalu kubuka wadah CD Homicide yang bercover gambar bendera Merah seperti yang kupajang di atas. Sangat berbau politik dan revolusi... Ya memang begitulah Homicide... Ow, ternyata cover tadi juga berupa sebuah booklet yang berisi basa-basi dari Homicide, beberapa foto demonstran, penjelasan mengenai lagu dan tentunya lirik. Di belakang terdapat tulisan yang berisi dedikasi album itu untuk temen-temen mereka yang dah meninggal.Terdapat beberapa gambar demonstran membawa bendera bergambar A didalam lingkaran yang tak lain adalah lambang Anarkisme. Anarkisme-kah ideologi Ucok dkk? Mungkin.. Walaupun di salah satu penampilannya, Ucok pernah bilang kurang lebih “Ideologi kami bukan anarkisme, bukan komunisme dan bukan pula isme-isme yang laen..Tapi ideologi kami adalah ideologi pertemanan.. bla bla bla..”...Kalau mau tau pasti, kontak aja lewat situsnya.. Aku ga mau komentar sesuatu yang aku sendiri belum tau pasti di sini. Lagi-lagi dari pada dikira sok tau. “Emang sapa kamu kok bisa bilang Homicide berideologi A, B atau C?”..Nah kalau nanti ada yang komentar gitu gimana? Kan repot...Ya emang bener, aku bukan siapa-siapanya Homicide, makanya aku suruh kalian kontak aja mereka.

Track lagu Homicide yang ditawarkan di lagu ini ada 9 buah. Itu udah termasuk Intro dan bonus track.
Intro
Megatukad
Illsurrekshun
Klandestin
Panoptikanubis
Purgatori
Tantang Tirani
Terra Angkara
Siti Jenar Cypher Drive (Bonus track)

Dari judulnya yang penuh kata-kata khusus itu bisa ditebak seperti apa liriknya. Yup! Inilah salah satu yang kusuka dari Homicide. Lirik yang tajam dan berani, kasar dan cerdas, lugas tapi sekaligus penuh metafora. Walau mungkin harus ditemani sebuah kamus bahasa untuk memahami sepenuhnya lirik Homicide, tapi dengan membaca sekilas liriknya akan terlihat apa yang hendak disampaikan pada lagu tersebut. Lirik-lirik yang cerdas dan berbau social politik inilah yang mungkin membedakan dengan grup-grup hiphop lainnya yang sering nongol di TV atau radio yang bisanya cuma “Nombok donk…nombok donk…” atau mungkin “Cewek matre, cewek matre”, “Tum tum tum ala tumini…”, “Dioplok-oplok…” dan lagu-lagu hingar bingar sejenisnya…

Setelah cukup mendengarkan album “Illsurrekshun”, kini aku pengen dengerin album ”The Nekrophone Dayz”. Yah, walaupun sebagian besar dah kudengar tapi rasanya pengen dengerin lewat CD yang asli. Hehe..

Album ”The Nekrophone Dayz” yang berbalut bungkus berwarna hitam dengan logo Homicide di depan ini tak lebih sebuah dokumentasi dari single-single lepas yang pernah dibuat Homicide dan sebenarnya sudah beredar sejak dulu. Di bagian belakang bungkus hitam terdapat sebuah kalimat yang juga tertulis dibagian belakang cover sekaligus booklet yang berbunyi ”rather be forgotten than remembered for giving in”. Di dalam booklet itu sendiri berisi tentang sekilas terbentuknya Homicide hingga motif dibalik pembuatan album dokumentasi ini. Selain booklet, juga terdapat lyrics Sheet yang berisi tentu saja lirik lagu yang terdapat di album tersebut walau ga semuanya beserta penjelasannya. Di dalam explanation tersebut, terdapat penjelasan menarik mengenai lagu ”Puritan (GodBlessed Fascists)”. Kalau membaca lirik lagu itu, mungkin akan timbul pertanyaan ”Atheiskah Homicide? Atau mungkin agnostik?”..Mungkin ya, mungkin tidak..Aku ga tau pasti dan aku ga terlalu mau tahu..I don’t care a shit about it...Kalau dari sudut pandangku mengenai eksplanasi tersebut, aku bisa melihat bahwa mereka tidak membenci agama dan para penganut agama seperti yang dikatakan orang-orang, Homicide hanya membenci para penganut agama yang berfanatik sempit sehingga dengan mudahnya mereka melakukan intimidasi terhadap golongan yang mungkin berseberangan pendapat dengan mereka. Secara pribadi aku setuju dengan pendapat ini. Aku orang beragama. Tapi aku ga habis pikir bagaimana bisa agama dijadikan alasan untuk memisahkan badan dengan nyawanya dan dijadikan motif tunggal untuk memaksa dan mempengaruhi agar semua menjadi sama. Bukankah tokoh panutan kita dalam agama kita masing-masing mencontohkan bahwa kita harus menghargai perbedaan? Sikap fanatisme sempit yang berdiri pada jembatan agama itulah yang akhirnya hanya melahirkan fasisme gaya baru yang justru akan meruntuhkan jembatan itu sendiri. Sudah saatnya topeng-topeng agama yang digunakan sebagai kedok fasis itu dihancurkan. Dan diganti topeng permanen yang melekat pada diri kita berupa sikap saling menghargai dan tidak saling merugikan.

18 track mengisi album ini. Yang cukup menarik adalah pembacaan buah karya Widji Thukul pada track ”Sajak Suara”. Tempo yang sedikit berbeda ditampilkan pada track ”Rima Ababil”. Secara keseluruhan, album ini keren. Dari mana mereka dapat kemampuan menulis lirik dan ngebacot secepat itu yang diramu dengan beat dan rythm keren...Salut deh..

Ga mungkin rasanya aku membahas satu persatu lagu mereka. Capek bos nulisnya...hehehe....Simak aja sendiri lagu mereka. Kalau mau, kopi aja dari komputerku..hidup copyleft!!! :p

p.s: seperti yang aku tulis di awal, bahwa tulisan ini murni 100% subjektif...kalau mungkin ada yang salah dalam penyebutan istilah-istilah dalam kultur hiphop sori-sori aja ya..maklum, aku sama sekali ga paham tentang hiphop, ditambah lagi aku sendiri bukan anak hiphop...setelah penjelasan singkatku di postscript ini, kalau tetap masih ada yang ga terima atau ge seneng dengan tulisanku di atas, cukup satu pertanyaan buat kamu : ”Kita masih hidup di negara merdeka yang memperbolehkan warganya mengeluarkan pandangan subjektifnya kan?!”.. Kalau jawabanmu iya, tutup halaman blogku seperti kamu menutup mulutmu.. Tapi kalau jawabanmu tidak, sepertinya ada yang salah diantara kita, entah kau atau aku....