Sunday 19 October 2008

Tutorial Mudah Menjadi Insomnia

Setelah kita tau ada berbagai klub seperti klub mati muda, klub bangun siang, klub nudis dan klub-klub lainnya, sekarang yang tidak kalah ngetrend adalah klub insomnia. Sebuah klub yang menaungi ribuang orang yang menjadikan insomnia sebagai ”gaya hidup”.
Jumlah anggota klub insomnia ini semakin saja membengkak (selayaknya mata mereka yang makin membengkak dan berwarna ungu). Keberadaan klub insomnia seolah menunjukkan eksistensi mereka yang memberontak hasil riset para dokter yang mengatakan bahwa insomnia adalah sesuatu yang berbahaya.

Mereka membuktikan bahwa banyak sekali keuntungan-keuntungan menjadi insomnia, coba simak hal-hal berikut ini:
1. Waktu bekerja anda akan semakin banyak. Dengan menjadi insomnia, anda mempunyai waktu lebih banyak dibanding orang non-insomnia dalam bekerja, belajar atau pun mengerjakan skripsi. Karena disaat orang-orang non-insomnia terlelap, anda masih terjaga untuk bekerja atau belajar.
2. Bagi anda-anda penggemar eye liner seperti yang dipake anak-anak emo, tidak perlu lagi mengenakan eye liner karena dengan menjadi insomnia, kelopak dan kantung mata anda akan selalu hitam diselubungi eye liner alami.
3. Mati muda. Dengan menjadi insomnia seumur hidup, anda akan secepatnya mati muda. Dengan mati muda, dosa yang anda lakukan tidak akan terlalu banyak sehingga peluang anda masuk surga semakin besar.

Oke...supaya anda-anda sekalian tidak ketingggalan trend yang sedang in ini, dengan berbaik hati akan saya berikan tutorial mudah menjadi insomnia. Setelah melakukan berbagai riset, akhirnya ditemukanlah formula ampuh untuk dapat mendadak insomnia.
1.Minum kopi sebanyak-banyaknya. Kalau perlu satu toples sikat semua. Tak kalah pentingnya, tambahkan garam pada kopi yang anda buat. Akan semakin nyoossss.....
2.Mulailah sedikit demi sedikit tidur dini hari. Hingga pada akhirnya anda akan terbiasa tidur setelah jam 3 pagi. Untuk fase tersebut, anda sudah dapat disebut insomnia.
3.Jika mata anda mulai mengantuk, ganjal mata anda dengan korek kayu agar kelopak mata tidak menutup.
4.Sewa-lah film sebanyak-banyaknya untuk menemani anda ber-insomnia ria.
5.Pada malam hari lakukanlah pekerjaan yang pada umumnya dilakukan pada pagi/siang hari, seperti berolah raga, lari-lari, mengerjakan tugas kuliah, masak, mandi, memotong rumput dll.
6.Dengarkan lagu bang haji rhoma irama yang berjudul ”Begadang” sebagai penyemangat. Dan mulailah menjadikan lagu tersebut sebagai theme song bagi hidup anda.

Selamat mencoba!


Perhatian!!!
Gaya hidup konyol tersebut hanya ada di dalam dunia khayalan semata. Penulis tidak bertanggung jawab atas resiko yang anda alami jika anda mengikuti tutorial di atas :p

Baca semua......

Wednesday 8 October 2008

Orasi band straight edge di atas panggung: apakah suatu intervensi?


Berawal dr obrolan dengan teman yang “curhat” bahwa dia sedikit risih dengan tingkah sebuah band sXe yang saat manggung menyuruh penontonnya mematikan rokok. Temenku tadi berkata, bahwa apa yang dilakukan band tersebut adalah suatu intervensi bagi penonton. Benarkah? Kita tidak bisa menghakimi hanya berdasar kisah dari temenku tersebut, karena tentu akan ada banyak sekali sudut pandang dalam memandang masalah tersebut.

Oke, sekarang mari kita coba kesampingkan dulu kasus di atas. Dan kita coba melihat lebih umum. Tidak dipungkiri bahwa hampir semua band yang mengklaim sebagai band straight edge melakukan orasi tentang sXe di atas panggung. Sekarang, apakah itu bisa disebut intervensi (kalau tidak boleh disebut intimidasi)?

Sebelum kita putuskan apakah itu termasuk sebuah intervensi atau bukan, coba lihat band lain. Coba lihat band anarkis yang di panggung selalu mendengung-dengungkan semangat anarkismenya. Atau band feminis yang selalu berkoar tentang jender. Atau mungkin band lain yang hobi kampanye lingkungan, atheis, anti premanisme dan lain-lain. Apakah itu juga intervensi?

Jika kita memandang lebih cerdas dan dewasa mengenai orasi yang selalu dikoarkan band di atas panggung, kita tidak akan menganggapnya sebagai intervensi, apalagi intimidasi. Termasuk orasi yang dilakukan oleh band straight edge. Karena apa yang mereka lakukan adalah suatu bentuk kebebasan berekspresi dalam menyampaikan pesan semata. Sama halnya dengan band anarkis, feminis, environmentalis dan lainnya yang menyampaikan pesan melalui performa-nya di atas panggung. Justru dengan orasi tersebut, kita jadi tau pesan yang disampaikan band melalui aksi panggung dan lagu-lagunya. Karena tanpa orasi seperti itu, tentu cukup sulit menangkap apa yang menjadi isi dari lagu yang dia bawakan mengingat lagu dibawakan kebanyakan dengan bahasa inggris dan suara yang tidak semua bisa mendengarnya, belum lagi kalau sound-nya jelek. Kecuali kita sudah membaca liriknya sebelumnya.

Tentu kita bukanlah kerbau yang dicocok hidungnya lantas nurut-nurut aja apa yang disampaikan oleh band tersebut. Pada akhirnya akan kembali pada diri kita, jika setuju dengan pesan mereka ya ikuti, jika tidak ya tidak usah didengarkan. Simple kan?

Kembali ke kasus semula, apakah orasi yang dilakukan band sXe tersebut adalah suatu intervensi? Selama masih dalam bentuk orasi yang wajar, saya rasa itu bukanlah intervensi. Walaupun kata “wajar” ini based on condition...Tapi tentu kita sudah cukup cerdas dan dewasa untuk mengetahui yang wajar dan tidak. Dan yang terpenting adalah jangan hanya karena tidak setuju dengan pesan yang disampaikan lantas menganggapnya sebagai sebuah bentuk intervensi atau intimidasi. Be smart...

Baca semua......

Saturday 13 September 2008

Punk dan Hardcore Hari Ini (Part 2)

Sebelumnya aku mau menegaskan bahwa tulisan ini sangat murni subyektif dari sudut pandangku sendiri. Jadi, seperti yang kita tahu bahwa dari sudut pandang subyektifitas, dalam beropini tidak ada benar atau salah, karena subyektifitas adalah segalanya. Walaupun tetap ada konsekuensi mutlak dibaliknya.

Oke, lanjut bleeeh...
Punk/hardcore hari ini tak ubahnya sekumpulan orang penggemar musik non-mainstream(?) atau boleh dibilang sedikit cadas, tanpa ada pengaplikasian dalam pemikiran dan kehidupan sehari-harinya. Pendapat seperti itu sering terlontar dibenak beberapa orang bahkan mungkin kamu.

Menurutku ada benarnya juga pendapat tersebut. Walau mungkin pedapat tersebut hanya berlaku pada sebagian orang saja (atau sebagian besar..hehe). Aku pribadi bukanlah siapa-siapa dan bukanlah apa-apa di dalam scene. Bukan pula seorang ’aktivis’ tongkrongan dalam scene punk/hardcore. Mungkin dulu memang aku ’hang out’ bersama teman-teman di komunitas Tapi aku menolak untuk disebut sebagai ’aktivis’ tongkrongan karena memang intensitasku sangat minim. Mungkin karena disebabkan masalah waktu saja. Tapi dengan begitu, justru aku bisa memposisikan diriku sebagai orang yang melihat kondisi scene dari sudut pandang yang lain.

Sangat disayangkan memang, jika kita lebih berkutat dengan masalah musik dan fashion semata. Tanpa ada suatu ’rebel’ dalam pengaplikasian di kehidupan sehari-hari. Mungkin sudah terlalu klise kita membicarakan masalah rebellion pada saat ini. Tapi menurutku, justru itulah inti dari sub-kultur ini. Tidak terbatas pada masalah musik dan lirik semata, apalagi fashion.

Oke lah... Memang dalam bermusik kita bisa dibilang sangat rebel. Sangat berbeda dengan selera orang kebanyakan. Tapi apakah hidup ini hanya sebatas musik dan lirik semata? Kita sangat hobi meneriakkan semangat brotherhood, anti ini, anti itu, fuck ini, fuck itu, tapi apakah rebel kita hanya sebatas itu? Hanya terbatas pada apa yang kita nyanyikan? Bahkan kalau boleh berpendapat, kita bisa sangat rebel tanpa lirik-lirik garang. Kita bisa sangat rebel walau kita menyanyikan lagu cengeng. Benarkah? Ya! Karena ada suatu media yang bisa kita gunakan sebagai media rebellion.Yaitu hidup kita sehari-hari.

Apakah rebel yang dari tadi aku maksud itu lantas anti ini, anti itu, lawan ini, lawan itu?? Tidak bro! Mungkin sedikit terinspirasi pendapat beberapa orang yang cukup cerdas membahas masalah rebel 4 life. Bahwa rebel itu tidak lantas asal-asalan lawan ini, lawan itu, anti ini, anti itu. Tidak asal ikut-ikutan. Karena suatu rebel yang akan kita lakukan itu hanya kita yang tahu pasti. Mungkin bagi orang lain hal tersebut bukanlah suatu rebellion, tapi bagi kita itu sangat rebel. Atau sebaliknya, mungkin bagi kita hal tersebut tidak rebel, sedangkan bagi orang lain hal tersebut adalah bentuk rebel dia.

Jadi rebel yang kumaksud bukanlah rebel tolol yang asal ingin tampil beda semata. Tapi suatu rebel yang kita pribadi mempunyai dan memahami alasan untuk melakukannya. Subyektifitas sangat berperan di dalamnya. Ya... Aku ambil contoh, mungkin kamu merasa politik praktis adalah media yang cocok bagimu untuk melawan kondisi politik yang itu-itu saja, ya silahkan rebel dengan media politik. Atau misal kamu merasa bahwa rokok adalah suatu hal yang sangat memuakkan, ya silahkan melakukan suatu rebel dalam kehidupanmu untuk tidak menggunakan rokok seperti yang lain bahkan mungkin bergabung dengan organisasi anti-rokok... Atau misal lagi kamu merasa bahwa agama adalah kebohongan publik semata, ya silakan menjadi atheis atau agnostic sebagai bentuk rebel-mu. Atau sebaliknya, mungkin kamu merasa bahwa atheis hanyalah bagi orang-orang tolol, ya silakan ber-rebel dengan menjadi umat beragama yang baik. Atau mungkin kamu merasa animal-exploitation semakin parah, ya silakan rebel dengan menjadi aktivis animal-rights. Bahkan kamu bisa menjadi sangat rebel dalam hal positif ketika kebanyakan orang dengan enaknya membuang sampah sembarangan, tapi kamu melawan itu semua dengan tidak menjadi seperti mereka, dengan mendisiplinkan dirimu untuk membuang sampah pada tempatnya.... Jadi sekali lagi, mungkin kita sendiri yang paham mengenai rebel yang kita lakukan. Tapi tentunya dalam batas sebuah rebel yang cerdas, bertanggungjawab dan tidak merugikan orang lain.

Sudah saatnya, kita tidak hanya berkutat masalah musik, lirik dan fashion. Musik dan lirik bahkan fashion, itu hanya salah satu media kita dalam mengekspresikan rebel kita. Menjadi seorang punk/hardcore itu saja sudah menjadi suatu rebel yang positif. Positif di sini tidak dalam konteks straight edge atau positive youth, tapi dalam konteks yang lebih luas. Sayangnya, hal positif itu tidak akan berarti apa-apa jika hanya menjadi slogan yang kita teriakkan dan nyanyikan semata.

----------------------------------------------------------------------------------
Kamu merasa tulisan di atas terkesan menggurui, sok tahu, sok paham, sok rebel dan sok-sok lainnya? Terserah.... Yang jelas bukan itu maksudku menulis artikel di atas. Aku hanya ingin beropini saja :D

Baca semua......

Thursday 28 August 2008

Tuhan Sembilan Senti


Oleh Taufiq Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok, di pabrik pekerja merokok, di kantor pegawai merokok, di kabinet menteri merokok, di reses parlemen anggota DPR merokok, di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok, hansip-bintara-perwira nongkrong merokok, di perkebunan pemetik buah kopi merokok, di perahu nelayan penjaring ikan merokok, di pabrik petasan pemilik modalnya merokok, di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im sangat ramah bagi perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok, di ruang kepala sekolah ada guru merokok, di kampus mahasiswa merokok, di ruang kuliah dosen merokok, di rapat POMG orang tua murid merokok, di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok, di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok, di loket penjualan karcis orang merokok, di kereta api penuh sesak orang festival merokok, di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok, di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok, di warung Tegal pengunjung merokok, di restoran di toko buku orang merokok, di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan abab rokok, bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya. Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok, di apotik yang antri obat merokok, di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok, di ruang tunggu dokter pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapangan voli orang merokok, menyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil 'ek-'ek orang goblok merokok, di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok, di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa. Mereka ulama ahli hisap. Haasaba, yuhaasibu, hisaaban. Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok. Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, ke mana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri. Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu. Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz. Kyai, ini ruangan ber-AC penuh. Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i. Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok. Laa taqtuluu anfusakum.

Min fadhlik, ya ustadz. 25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan. 15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan. 4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith. Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini. Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka. Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir. Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.



Baca semua......

Friday 20 June 2008

DRUGS DEALERS MUST DIE!!!

Maaf kalau judulnya terkesan kasar. Tapi apa yang diperbuat drug dealer lebih kasar dan kejam bagi banyak orang. Tentunya yang dimaksud disini adalah drug dealer yang menjual obat-obat terlarang yang sangat rentan penyalahgunaannya. Kalau banyak orang biasa bilang bandar, BD atau sebutan lainnya.

Seperti sebuah deret ukur, jumlah pemakai narkoba di Indonesia kian hari kian meningkat. Korban terus berjatuhan. Menurut hasil penelitian dari Lembaga Pranata Universitas Indonesia dan Badan Narkotika Nasional (BNN) selama tahun 2003, pemakai obat terlarang sudah mencapai sekitar enam juta orang, atau hampir mencapai 3 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Dari jumlah itu, 1,3 juta di antaranya berada di Jakarta, sementara kota-kota besar lainnya seperti Yogyakarta, Medan, Surabaya, dan Bali, rata-rata di bawah satu juta orang.(http://www.suarapembaruan.com)

Banyak yang bilang hubungan penjual dan pembeli itu semacam hubungan ayam dan telor. Mana yang lebih dulu ada? Tentu banyak orang bingung. Mana yang lebih dulu ada, bandar atau pengguna? Tergantung. Tapi dalam kasus narkoba ini, peran penjual jauh lebih besar dalam membantu penyebaran barang-barang tersebut. Mengapa yang harus lebih diutamakan adalah membasmi penjualnya tapi bukan membasmi konsumennya? Jawabnya adalah karena hal itu lebih efektif. Ya! Umpamakan di dunia ini tidak ada penjual narkoba, tentu tidak akan ada yang mengkonsumsinya walaupun jutaan orang mencarinya. Tapi andaikata kondisinya di balik, seumpama di dunia ini tidak ada pengguna narkoba tapi terdapat satu saja penjual narkoba, jelas mau tidak mau penjual itu akan berupaya dengan segala cara agar mendapatkan konsumen sebanyak mungkin. Karena itu lah membasmi bandar narkoba lebih efektif dibanding membasmi satu persatu pengguna narkoba. Itu disebabkan lagi karena jumlah penjual narkoba pasti lebih sedikit dari penggunanya. Ibaratkan 1 penjual mempunyai pelanggan 10 orang, dengan membasmi penjual yang jumlahnya satu tersebut lebih mudah dibanding membasmi penggunanya yang sepuluh orang tersebut. Dengan melenyapkan 1 penjual cukup membuat 10 pelanggan kelimpungan untuk mendapatkan barang-barang tersebut. 

Itu lah mengapa judul artikel ini "DRUG DEALER MUST DIE!!!" bukan "DRUG USER MUST DIE!!!"
Sebagian besar pengguna narkoba mulai menggunakan obat-obat tersebut karena dijebak kawannya, dipengaruhi lingkungan, jiwa yang tidak stabil, masalah keluarga dan lain-lainnya yang pada akhirnya menyebabkan terjerat dalam jaring-jaring narkoba. Tapi, penjual narkoba jelas-jelas dengan sadar dan segala upaya mencoba memasarkan barang-barang tersebut hanya dengan satu alasan: UANG! Mereka tidak akan peduli akan kenyataan bahwa pelanggannya semakin mirip mayat hidup yang terkucil dari pergaulan karena dia seorang pengguna. 

Terkadang masalah narkoba ini bertentangan dengan konsep kebebasan dan hak asasi manusia. Sebagian orang menganggap menggunakan narkoba adalah suatu kebebasan. Selama tidak mengganggu orang lain ya tidak masalah. Tapi mereka tidak sadar bahwa sesungguhnya perbuatan mereka menggunakan narkoba itu sudah merugikan baik dirinya sendiri maupun orang lain. Karyawan yang menggunakan narkoba tidak mampu bekerja maksimal, jelas itu akan merugikan tempat dimana ia bekerja. Ibu yang menggunakan narkoba terkadang membuatnya enggan mengurus rumah tangga, itu jelas merugikan keluarganya. Orang yang menggunakan narkoba terkadang terjerat utang untuk memuaskan keinginannya membeli narkoba dan itu sering membuatnya menjadi seorang pencuri, jelas itu akan merugikan orang disekitarnya. Itu hanya sebagian contoh kecil dari penggunaan narkoba. Jadi, sudah saatnya menghilangkan pendapat bahwa menggunakan narkoba adalah kebebasan pribadi yang tidak merugikan orang lain.

Tidak ada kata terlambat untuk memerangi penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Lakukan langkah-langkah nyata yang walau terlihat sepele namun berarti, misal:
- Menyebarkan informasi tentang bahaya narkoba, baik hanya melalui obrolan di kantin kampus maupun melalui seminar.
- Jangan jauhi pengguna narkoba (tapi juga jangan terpengaruh untuk menjadi pengguna:p). Karena terkadang mereka sebenarnya ingin sembuh, tapi belum mampu. Diperparah kondisi lingkungan yang mengucilkannya, akan membuat mereka semakin terperosok. Akan lebih baik apabila kita bisa mengajaknya untuk berkegiatan positif atau bahkan membantu menyembuhkan ketergantungannya.
- Mulailah dengan teriakan : "DRUG DEALER MUST DIE!!!"



drugXfreeXyouth

Baca semua......

Saturday 7 June 2008

FPI = Front Pembela Islam atau Front Perusak Islam???


Lagi-lagi FPI berulah. Minggu 1 Juni 2008 mereka membabi buta menyerang anggota AKKBB yang sedang merayakan kelahiran Pancasila. Hingga tulisan ini aku posting, banyak sekali versi cerita dibelakang kejadian tersebut. Ada yang berkata pihak AKKBB yang memulai memprovokasi dengan ejekan kepada FPI, ada yang berkata FPI yang memulai, ada pula yang berkata karena kesalahan tempat pengumpulan massa AKKBB. Entah mana yang benar. Yang jelas, kejadian ini sudah kesekian kalinya FPI melakukan tindakan main hakim sendiri. Seolah mereka "polisi swasta" sekaligus "hakim" yang berhak setiap saat melakukan pemvonis-an secara sepihak.

Di luar masalah ahmadiyah yang tidak jelas ini, FPI sudah melakukan sekian aksi "superior"nya mulai dari pengrusakan tempat hiburan hingga penyerangan terhadap demonstran. Dan sayangnya, sebagian besar kasus-kasus itu tidak ditindaklanjuti secara tegas oleh pemerintah. Apakah memang benar ada kongkalikong antara FPI dan pemerintah? Entah lah...

Walaupun aku bukan seorang muslim yang pandai masalah agama, tapi aku yakin seyakin-yakinnya bahwa Islam tidak pernah menghalalkan kekerasan semacam itu. Apalagi perbedaan-perbedaan yang ada itu masih bisa didialogkan. Sayangnya, sang malaikat penghacur alias FPI, dengan garangnya membawa pentungan dan berbagai alat lalu membabi buta bertindak brutal sembari meneriakkan Allahu Akbar....Seolah-olah perbuatan mereka tersebut sudah direstui oleh Allah.

Dengan membawa nama FRONT PEMBELA ISLAM, mereka merasa sudah melindungi Islam dari berbagai serangan dan gangguan. Hmmm...Tapi setelah melihat aksi mereka selama ini, kok aku jadi bingung. Sebenarnya siapa yang sesungguhnya merusak Islam? Bukankah tindakan mereka justru membuat Islam semakin dicap sebagai agama kekerasan. Padahal sebenarnya TIDAK!

Oleh karena itu, patut dipertanyakan lagi kepanjangan dari FPI. Apakah Front Pembela Islam atau Front Perusak Islam???
Perlu dipertanyakan pula apakah FPI masih perlu dipertahankan keberadaannya???

Baca semua......

Tuesday 3 June 2008

PRINSIP + PARANG = FASIS

Ketika pertama mendengar kata fasisme, yang terbayang di pikiran kita adalah Mussolini dan Hitler. Yup! Tidak dapat dipungkiri bahwa popularitas fasisme dipupuk oleh keberadaan mereka.

Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat kentara. Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari bahasa Latin, fascis, yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya ada kapaknya dan pada zaman Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini merupakan simbol daripada kekuasaan pejabat pemerintah. Pada abad ke-20, fasisme muncul di Italia dalam bentuk Benito Mussolini. Sementara itu di Jerman, juga muncul sebuah paham yang masih bisa dihubungkan dengan fasisme, yaitu Nazisme pimpinan Adolf Hitler. Nazisme berbeda dengan fasisme Italia karena yang ditekankan tidak hanya nasionalisme saja, tetapi bahkan rasialisme dan rasisme yang sangat sangat kuat. Saking kuatnya nasionalisme sampai mereka membantai bangsa-bangsa lain yang dianggap lebih rendah(http://id.wikipedia.org).

Tapi benarkah fasisme hanya berkutat pada seputar kecintaan berlebihan terhadap negara atau pemerintahan? Tidakkah kita sadar bahwa banyak sekali fasisme dalam bentuk lain di sekitar kita yang bersembunyi dibalik topeng yang beraneka ragam. Termasuk di dalam suatu golongan.

Golongan??! Yup!
Bukankah bisa kita lihat di sekitar kita betapa banyak golongan yang dengan prinsipnya masing-masing saling memaksakan kehendaknya dengan cara kekerasan terhadap golongan lain yang mungkin tidak sependapat dengan prinsipnya? Mereka merasa paling benar. Entah golongan itu berupa partai politik, kaum penganut ideologi tertentu atau bahkan AGAMA! Walau tidak semuanya seperti itu.

Tanpa sadar, kecintaan dan kepercayaan mereka terhadap prinsip yang mereka pegang telah menjadi sebuah janin yang akhirnya akan melahirkan bibit-bibit fasis 
dalam bentuk lain bahkan rasis. Tanpa sadar ketika mereka berusaha memaksakan prinsipnya dengan kekerasan kepada orang lain itu saja sudah cukup untuk melahirkan sebuah sikap fasis. Sebuah sikap yang tidak menghargai perbedaan.

Sudah berapa banyak orang yang menjadi korban fasisme dalam jenis tersebut? Tidak terhitung jumlahnya, sobat! Coba hitung saja korban keganasan kaum puritan hingga korban Zionisme keparat. Korban dari kepicikan Noe-Nazi hingga kebodohan supporter klub sepakbola fanatik sempit. Korban dari keparanoid-an George Bush hingga korban kaum straight edge gadungan yang mengaku sebagai ”hardline” tanpa dia paham apa itu definisi ”hardline” sesungguhnya.. Dan masih banyak lagi...

Sudah saatnya kita menghargai perbedaan. Hidup berdampingan tanpa memperuncing perbedaan. Dan melihat betapa terselubung dan luasnya makna fasisme, sudah saatnya kita berkaca dan bertanya kepada diri kita sendiri apakah kita termasuk fasis?

Baca semua......

Thursday 29 May 2008

Tutorial Mudah Merakit Komputer

(tulisan pertamaku yang berhubungan dengan computer:D )

Awalnya ga kepikiran bakal nulis artikel yang berhubungan dengan komputer. Tapi karena didasari rasa iri berlebihan setelah melihat blog temen-temen kuliahku yang dipenuhi artikel tentang komputer, maka dengan sangat-sangat terpaksa menulislah aku tentang sesuatu yang berbau komputer. (emang komputer baunya gmn?)

Setelah bingung mikir-mikir topik apa yang pantas ditulis oleh mahasiswa Teknik Informatika semester 8 yang masih ngulang kuliah bareng anak 2007 dan Tugas Akhirnya ga ada perkembangan, akhirnya kuputuskan untuk menulis sebuah tutorial dahsyat yang pastinya akan sangat membantu para pembaca.... dan judulnya adalaaaah...(drum roll).....taraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa......Tutorial Merakit Komputer.


Yup. Mengapa aku milih topik ini? Karena ini adalah ilmu dasar untuk temen-temen yang ingin belajar komputer. Oke deh, kita mulai. Tapi tolong diperhatikan baik-baik. Soalnya emang rada sulit. Tapi aku coba menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.

1.Pertama, ketahui spek yang akan kamu rakit. Dan pahami mengenai kesesuaian antar spek tersebut.
2.Kedua, bawa hardware-hardware kamu itu kepada toko-toko komputer yang menyediakan jasa perakitan.
3.Ketiga, bilang sama mas/mbaknya ”mas/mbak, mau ngrakit komputer. Ini hardwarenya...Kira-kira habis brapa? Oke..terima kasih..mas/mbaknya baek deh..”.
4.Nah, selama mas/mbaknya ngrakit, kamu bisa istirahat setelah sebegitu capeknya melakukan langkah 1-3...
5.Setelah mbak/mas-nya selesai ngrakit, lalu bawa pulang tuh komputer. Jangan lupa dibayar dulu...
6.Colokin kabelnya ke colokan listrik. Terus tekan tombol power.
7.Waaaaaaaaaaaaaaaa.......komputernya idup....
8.Nah kalau sudah begitu, berarti kamu sudah bisa merakit komputer sendiri....

Fiuuhhh.....akhirnya selesai juga menulis tutorial di atas. Semoga temen-temen ga kebingungan mengikuti langkah-langkah di atas. Selamat mencoba...

*tutorial di atas murni tulisanku sendiri lho... :p

Baca semua......

Sunday 25 May 2008

STRAIGHT EDGE DAN AKU…



Mungkin tidak pernah terpikir di benak personel Minor Threat bahwa lagu yang dibuatnya akan melahirkan secara tidak sengaja sebuah kultur yang hingga kini belum padam. Bahkan semakin membesar. Ya! Straight Edge…. Nama itu dan prinsip-prinsip yang ada di dalamnya memang diambil dari lagu yang dimiliki oleh Minor Threat, yang konon Ian MacKaye(vocal) sendiri justru tidak pernah mengeklaim dirinya sebagai straight edge kid walau dalam hidupnya dia mengaplikasikan gaya hidup positif ala straight edge. Entah mana yang benar... Meski harus diakui Minor Threat cukup berjasa besar dalam kelahiran kultur positif ini, tapi aku merasa bahwa kita tidak perlu mengagung-agungkan atau mengkultuskan secara berlebihan terhadap Minor Threat dan band-band lainnya yang cukup berjasa dalam membesarkan sXe. Yah...sewajarnya saja lah. Karena pada akhirnya, diri kita lah yang berhak memutuskan semua yang akan kita lakukan. Bukan mereka.

Tidak akan aku bahas panjang lebar disini tentang seluk beluk straight edge. Cukup sekilas saja. Karena sebenarnya aku hanya ingin berbagi pengalamanku mengenai straight edge dan diriku. Mengenai sejarah dan segala hal tentang straight edge bisa dicari lewat google:D Tapi hati-hati, internet adalah dunia maya luas yang di dalamnya hanya terdapat pemisah tipis antara berita yang benar dan yang salah. Ada banyak artikel tentang straight edge yang dikupas dengan benar, ada pula yang menyesatkan.

Dari sudut pandangku sendiri, straight edge (sXe) bukanlah agama, dogma ataupun set of rule yang akan mendikte apa yang harus kita lakukan. Tapi sXe adalah mutlak pilihan pribadi sebagai motivasi dan self-control untuk hidup positif tanpa meracuni tubuh dengan rokok, alcohol, drug dan casual sex(beberapa orang tidak menyertakannya sebagai konsep utama). Pada perkembangannya, banyak yang menjadikan vegetarian/vegan dan anti-kafein menjadi bagian dari kehidupan sXe kid karena mereka percaya vegetarian/vegan dan anti-kafein adalah termasuk gaya hidup positif. Tapi itu tidak mutlak. Karena vegetarian/vegan dan anti-kafein bukanlah murni bagian dari sXe.

Straight Edge itu sendiri lahir pada tahun 80an di dalam scene punk. Tapi pada perkembangannya, prinsip-prinsip sXe banyak diadopsi oleh orang-orang di luar scene punk/hardcore. Baik itu skinhead, rude boy bahkan pop star dan lainnya. Tapi hal itu bukan lah suatu masalah. Justru itu adalah hal yang baik. Karena sXe tidak memaksa kita harus menjadi punk/hardcore kid terlebih dulu untuk menjadi sXe. Walaupun setidaknya cukup tahu mengenai histori dan seluk beluk mengenainya. Bukankah akan menjadi sangat konyol kalau kita mengikuti suatu kultur tapi kita sendiri tidak tahu mengenai seluk beluk kultur tersebut :D

Dalam kenyataannya, banyak sekali orang di dalam scene punk/hardcore yang bergaya hidup positif tapi tidak mau mengeklaim dirinya seorang sXe. Pada umumnya mereka mempunyai alasan karena tidak mau diatur oleh aturan-aturan, karena ingin lebih bebas, karena pengeklaiman hanya menimbulkan kesan ekslusivitas dan berbagai alasan lainnya. Itu bukan masalah. Karena yang terpenting bukanlah mengenai pengeklaiman tersebut, tapi lebih penting pengaplikasian prinsip hidup positif dalam kehidupan sehari-hari. So, tidak ada larangan atau keharusan dalam pengeklaiman diri.

Tapi menurutku pribadi, mengeklaim diriku sebagai sXe tidak membuatku terkekang oleh definisi dan aturan. Karena sekali lagi, sXe bukanlah sekumpulan aturan yang mengharuskan kita begini atau kita begitu. Dan bagiku, mengeklaim diriku sebagai sXe kid bukan berarti kita mengeksklusifkan diri dari orang non-straight edge, toh pada pengaplikasiannya sXe kid tetap berbaur dengan non-straight edge. Bahkan kadang berbaur dalam satu scene dan membuat acara bersama. Kalaupun di beberapa daerah terjadi ekslusivitas sXe kids yang mengucilkan diri dari orang-orang non sXe, berarti ada yang salah dalam pemikiran sXe kid atau orang non-sXe tersebut mengenai pemahaman mereka tentang sXe. Karena menjadi sXe bukan berarti lebih baik dari mereka yang bukan sXe. Tapi menjadi sXe adalah sebuah personal choice untuk melakukan perubahan dalam diri kita dengan cara kita dan itu tidak bisa dipaksakan!

Aku pribadi tidak suka menggembar-gemborkan label sXe pada diriku secara berlebihan. Karena bukan label yang terpenting, tapi pengaplikasian dalam kehidupan nyata. Percuma menggunakan sXe watch, sXe shirt, sXe jacket atau ratusan pin sXe di tas-mu kalau pada pengaplikasiannya NOL BESAR. Karena melabeli diri dengan straight edge tidak membuat merasa lebih suci dari yang lain. It’s personal-choice, dude!
Walau emang sih, banyak banget orang yang sinis terhadap sXe. Dianggap sok suci lah, sok eksklusif lah dan anggapan-anggapan lain. Aku sendiri pernah juga disindir dengan sinis waktu awal-awal menjadi sXe. Dicap sok suci, sok bersih. Awalnya sih sebel juga. Tapi lama-kelamaan aku cuekin aja. Lagi pula aku hanya membenci barangnya, bukan penggunanya. Aku benci rokok/alkohol/drug, tp aku ga benci penggunanya. Temenku banyak juga yang merokok/minum/nge-drug. Tapi aku ga benci mereka.

Aku mendengar nama sXe sekitar 8-9 tahun yang lalu ketika aku masih SMP. Aku tahu kultur itu dari booklet/newsletter yang dibawa kakakku. Saat itu kubaca artikel tentang sXe dan vegetarian. Bukan sXe yang menarik bagiku saat itu, karena karena ketika itu aku sedang senang-senangnya menghisap ”Tuhan beberapa sentimeter” bernama rokok . Tapi justru vegetarian yang menarik bagiku saat itu. Dan coba-coba lah aku menjadi vegetarian. Akhirnya hanya bertahan 3 bulan saja...Hahahahaha...Mungkin karena belum ada kesadaran dan pemantapan hati ketika saat itu memutuskan untuk menjadi vegetarian. Dan setelah itu, issue tentang sXe dan vegetarian tidak lagi menarik bagiku. Apalagi beberapa bulan setelahnya, asap rokok, alkohol dan ”heaven’s leaf” memanjakanku dengan kenikmatan semu-nya.

Hingga akhirnya sekitar tahun 2003 aku mendapat sebuah newsletter berkonsep straight edge vegan punk/hardcore dari temanku. Di situ lagi-lagi dibahas mengenai sXe dan vegetarian. Saat itu karena tidak ada kerjaan, kubaca aja. Lagi pula newsletter itu gratis.

Berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya, saat itu aku benar-benar membacanya dalam-dalam mengenai ulasan tentang sXe dan vegetarian itu. Padahal isinya sudah kupahami bertahun-tahun sebelumnya. Tapi tidak lantas aku langsung menjadi seorang vegetarian sXe. Aku cukup dewasa untuk tidak menjadi bunglon yang bisanya hanya ikut-ikutan tanpa berpikir panjang. Hanya saja saat itu aku sudah merasa bahwa filosofi sXe dan vegetarian yang tertulis di artikel itu adalah benar, positif dan sangat masuk akal. Meski saat itu aku masih merokok, aku tetap tertarik untuk mencari seluk beluk tentang sXe dan vegetarian. Bersamaan dengan itu, aku mulai meninggalkan rokok, alkohol dan daging. Sedangkan ”heaven’s leaf” sudah kutinggalkan jauh sebelum itu. Tapi walau sudah begitu. aku tidak mengeklaim diri sebagai sXe dan vegetarian. Karena aku tidak mau mengeklaim sesuatu tanpa aku benar-benar paham terlebih dahulu. Dan aku tidak mau menjadi sXe atau vegetarian hanya agar terlihat keren dan berani beda. Baru kemudian beberapa saat setelahnya, baru aku benar-benar mantap untuk mengeklaim diri sebagai sXe kid dan vegetarian. Pengeklaiman itu bukan berarti aku lalu membuat pengumuman kepada teman-temanku bahwa aku telah menjadi sXe dan vegetarian. Tapi cukup mengeklaim dalam hatiku saja.

Kalau aku juga menjadi seorang vegetarian bukanlah karena banyak sXe kids yang juga vegetarian Tapi semata-mata karena memang alasan-alasan untuk menjadi vegetarian dan efek positifnya adalah sangat masuk akal bagiku.

Seiring berjalannya waktu, aku semakin merasa mantap bahwa kita semua bisa hidup tanpa mengkonsumsi rokok, drug, alkohol, casual sex dan daging. Bahkan kita tetap bisa beraksi gila-gilaan di atas panggung tanpa hal-hal tersebut!

Straight Edge, Vegetarian dan Agamaku (ISLAM)
Ada pertanyaan yang menurutku lucu pernah dilontarkan temanku ketika aku bercerita kenapa aku menjadi sXe dan vegetarian. Dia bertanya, ”Kenapa harus menjadi sXe dan vegetarian? Apa agamamu itu saja tidak cukup untuk menjadi pengontrol dirimu? Bukankah agama sudah cukup untuk menjadi dasar dalam mencapai kehidupan yang positif?”
Hmmm... Sebenarnya bukan hal yang susah untuk menjawabnya. Hanya saja, menghadapi penanya yang hobinya ngeyel tanpa dasar haruslah menjawab dengan hati-hati dan gamblang.

Dan kujawab,
bagiku straight edge dan vegetarian bukanlah agama baru. Menjadi sXe dan vegetarian juga tidak menurunkan fungsi agama dalam hidupku. Kalau diibaratkan sebuah rumah dengan pagar, maka aku adalah rumah dan pagar-pagar itu adalah prinsip. Prinsip itu bisa agama, sXe, vegetarian dan prinsip-prinsip lain dalam hidupku. Diibaratkan sebuah pagar, maka bagiku, agama adalah pagar utama sedangkan prinsip lainnya (termasuk sXe dan vegetarian) adalah pagar tambahan yang fungsinya membantu menambah kokoh dalam fungsinya sebagai pelindung rumah. Selama pagar-pagar itu tidak saling bersilangan, bukankah tidak akan masalah? Justru rumah itu semakin terlindungi. Dan prinsip-prinsip sXe dan vegetarian menurutku tidak ada yang melanggar aturan-aturan agamaku. Apakah Islam akan mendosakan orang yang tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak menggunakan narkoba, menolak casual sex dan tidak makan daging? Tidak kan? Memang sih, tidak ada ajaran dalam Islam yang mengharamkan daging. Tapi tidak ada pula kan di dalam ajaran Islam yang mewajibkan makan daging?

Lalu temanku bertanya lagi, ”Pada Idul Adha bukankah dilakukan penyembelihan hewan sebagai korban?”. Yup benar. Sebagai seorang muslim yang vegetarian, sering sekali aku mendapat pertanyaan seperti ini. Dan jawabanku tetap sama. Walau mungkin terdengar konyol. Bagiku, penyembelihan hewan sebagai korban ketika Idul Adha itu lain soal. Penyembelihan itu nyata-nyata diwajibkan olehNya. Tapi kita tidak diwajibkan untuk memakan dagingnya kan? Bahkan justru daging itu lebih pantas diberikan kepada kaum miskin. Selain itu, aku percaya bahwa hewan yang mati saat Idul Adha mati dengan bahagia karena dia memenuhi kewajibannya pada hari Idul Adha dan mereka disembelih dengan cara yang baik dengan perlakuan yang baik pula. Berbeda dengan hewan yang mati hanya untuk memuaskan nafsu lidah kita. Tapi bagaimana juga, itu tergantung kepercayaan kita masing-masing...Yang jelas, tidak ada ajaran dalam agamaku yang mewajibkan kita untuk makan daging :D. Wah malah jadi melenceng terlalu jauh ke topik vegetarian nih..Hehehe...Cukup itu dulu deh masalah vegetariannya, mungkin nanti aku akan menulis pengalaman dan pandanganku tentang vegetarian.

Dan akhirnya, aku sendiri tidak tahu sampai kapan aku tetap menjadi seorang sXe dan vegetarian. Berubah? Hmmm... Aku tidak mau bilang ”Aku tidak akan berubah”. Karena perubahan itu adalah hal yang wajar, selama perubahan itu terjadi melalui pemikiran yang mendalam, bukan karena ikut-ikutan semata. Yang jelas, selama aku masih bisa bertahan hidup tanpa rokok, alkohol, drug, one night stand sex dan daging, aku akan tetap berusaha mempertahankannya.



p.s: Sorry buat temen-temen kalau ada yang mungkin kurang berkenan dengan tulisanku di atas. Itu hanyalah curahan pikiranku semata. Kita masih berada di negara yang memperbolehkan warganya untuk mencurahkan pikirannya bukan?:D Buat temen-temen yang mau komentar, mengkritik, mencerca, menghina atau berbagi pengalaman, silakan tulis aja di comment box. Tapi lagi-lagi mohon maap, kalo misal ada yang ga sempet kutanggepi. (walah...sok banget...hahahaha)
* gambar sXe diambil dari situs lain. (maap lupa alamatnya) :D


Baca semua......

Tuesday 20 May 2008

SAJAK SUARA


oleh Widji Thukul

sesungguhnya suara itu tak bisa diredam
mulut bisa dibungkam
namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang
dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku
suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
di sana bersemayam kemerdekaan
apabila engkau memaksa diam
aku siapkan untukmu: pemberontakan!
sesungguhnya suara itu bukan perampok
yang ingin merayah hartamu
ia ingin bicara
mengapa kau kokang senjata
dan gemetar ketika suara-suara itu
menuntut keadilan?
sesungguhnya suara itu akan menjadi kata
ialah yang mengajari aku bertanya
dan pada akhirnya tidak bisa tidak
engkau harus menjawabnya
apabila engkau tetap bertahan
aku akan memburumu seperti kutukan

===================================================
dari admin:
blm begitu lama kenal sama karya2 Widji Thukul. Tapi begitu baca beberapa karyanya, walau cuma sekilas, bisa membuatku terbawa ke dunia dan amarahnya saat dia menorehkan tinta untuk membuat suatu karya yang menurutku lebih tajam dibanding pedang dan lebih membakar dibanding kobaran molotov yang sudah terlempar...

Baca semua......

Atheis

Cerpen M. Dawam Rahardjo
Dimuat di Media Indonesia 09/02/2007


KAKAK kami Suparman kini tinggal di Jakarta menjelang masa pensiun. Tapi ia tidak terikat. Karena ia mengelola sebuah perusahaan konsultan sendiri, dengan karyawan sekitar 50 orang. Ia adalah seorang arsitek lulusan ITB. Setelah lulus, ia melamar sebagai arsitek di sebuah perusahaan. Setelah mendapatkan pengalaman, ia mendirikan perusahaan sendiri bersama beberapa orang kawannya. Usahanya ini boleh dikatakan maju, berkat kegiatan pembangunan di Ibu Kota.


Kakak kami itu ialah saudara tertua dalam keluarga kami yang tinggal di sebuah desa bernama Jatiwarno di Wonogiri. Sekitar 30 kilometer dari Kota Solo. Daerah tempat tinggal kami itu dikenal kering. Dulu sering kali menjadi berita di koran karena kelaparan. Di zaman kolonial pernah terjadi busung lapar. Kini Wonogiri tidak lagi kering seperti dulu karena di situ dibangun waduk Gajah Mungkur. Sekarang sudah ada ladang-ladang ubi kayu dan jagung selain sawah padi. Waduk ini juga menjadi pusat pariwisata yang dikunjungi terutama oleh orang-orang Solo. Keluarga kami, keluarga Parto Sentono lebih populer dipanggil Kiai Parto adalah sebuah keluarga yang religius. Ayah kami itu adalah seorang petani yang juga berperan sebagai ulama lokal karena ia adalah santri lulusan Mamba'ul Ulum dan tinggal di pesantren Jamsaren. Jadi ia pernah berguru kepada KH Abu Amar, Ulama Solo yang masyhur itu. Itulah sebabnya Kiai Parto mengirim kami, anak-anaknya, ke pesantren sebagai lembaga pendidikan.

Mas Parman sebagai anak tertua dikirim ke Gontor Ponorogo yang jaraknya tidak jauh dari desa kami. Kakak saya yang kedua Muhammad Ikhsan dipondokkan ke Pesantren Pabelan di bawah pimpinan Kiai Haji Hamam Ja'far. Saya sendiri sebagai anak ketiga cukup bersekolah di Madrasah Al-Islam, Honggowongso, Solo. Jadi saya punya dua orang adik. Yang pertama, dikirim ke Tebu Ireng, sedangkan adik saya yang paling bontot disuruh belajar ke madrasah Mu'alimat Muhammadiyah, Yogyakarta.

Walaupun semuanya berlatar belakang pendidikan pesantren, kami semua mempunyai profesi yang berbeda-beda, misalnya Mas Parman menjadi seorang arsitek, sedangkan saya sendiri menjadi petani jagung dan ubi kayu meneruskan pekerjaan bapak. Karena itulah, saya adalah anak yang paling dekat dengan keluarga dan menyelenggarakan pertemuan halalbihalal setiap tahun dengan keluarga.

Bapak merasa sangat bangga anaknya bisa masuk ke pondok modern Gontor. Mas Parman sendiri juga merasa mantap berguru dengan Kiai Zarkasi dan Kiai Sahal. Di masa sekolah dasar, kami semua dididik langsung oleh bapak kami. Mas Parman ternyata berhasil menjadi seorang santri yang cerdas. Bapak sangat berharap kelak Mas Parman menjadi seorang ulama modern. Bapak memang tidak mengikuti perkembangan anaknya itu sehingga ia merasa terkejut ketika pada suatu hari ia berkunjung ke Gontor, anaknya itu ternyata sudah tidak lagi bersekolah di situ. Namun sebentar kemudian, ia mendengar di mana anaknya berada. Ternyata Mas Parman yang pandai matematika itu ikut ujian SMP negeri dan lulus dengan nilai yang sangat baik. Ia kemudian melamar untuk bersekolah di Solo dan diterima di SMA 2 atau SMA B yang terletak di Banjar Sari. Sekolahnya itu berdekatan dengan SMA 1 jurusan sastra budaya. Sehingga ia banyak bergaul dengan pelajar-pelajar sastra. Walaupun belajar ilmu eksakta, Mas Parman ternyata punya bakat seni. Ia bisa melukis dan membuat puisi. Ia ikut di klub sastra remaja yaitu sastra remaja Harian Nasional di Yogya. Bapak tidak bertanya banyak kepada anak sulungnya itu. Walaupun ia merasa sangat kecewa dan agak marah karena Mas Parman telah mengambil keputusan besar tanpa berkonsultasi dengan Bapak dulu. Saya mewakili keluarga menanyakan perihal keputusannya itu kepada Mas Parman. "Mas, kenapa tidak minta izin bapak dulu ketika Mas keluar dari Gontor?," tanyaku pada suatu hari.

"Kalau aku bilang dulu pada bapak, pasti tidak dikasih izin," jawabnya.

"Kenapa pula Mas berani mengambil keputusan besar itu?" tanyaku lagi. "Aku ternyata tidak betah tinggal di pondok. Aku merasa pesantren ini adalah sebuah masyarakat buatan. Kami hidup menyendiri, dilarang bergaul dengan penduduk desa. Kami di pondok menganggap diri sebagai keluarga ndoro," jawabnya lagi.

"Itu kan karena kepentingan para santri sendiri supaya tidak terkontaminasi oleh pengaruh luar," jelas saya.

"Tapi hidup kan menjadi artifisial, santri hanya diajar sesuatu yang baik tapi tidak mengetahui dunia nyata yang tidak terlalu bersih. Malah banyak kotornya."

"Kalau hanya itu alasannya, mengapa Mas tetap mengambil keputusan?" tanya saya.

"Terus terang saja, aku sendiri jenuh dan bosan hidup di pondok. Aku memahami jika sebagian santri melakukan homo bahkan mencuri-curi bergaul dengan perempuan di luar pondok."

"Nah, itulah akibatnya kalau para santri tidak disiplin."

"Pokoknya aku bosan, yang lebih mendasar lagi aku tidak bisa menerima pelajaran-pelajaran agama. Kupikir pendidikan semacam itu tidak berguna, karena tidak membekali santri untuk bisa hidup dalam realitas yang sering keras itu di luar dunia pesantren. Jadi apa gunanya aku bersusah payah mencapai kelulusan. Itulah maka aku mengambil keputusan untuk pindah sekolah."

"Mas Ikhsan ternyata senang nyantri di Pabelan," ujar saya.

"O... Pabelan itu beda dengan Gontor, Kiainya juga alumni Gontor, tapi ia bisa berbeda dengan Gontor. Santri Pabelan bebas bergaul bahkan diharuskan. Kiai Hamam bisa menerima saran dari LP3ES untuk menyelenggarakan program lingkungan hidup. Pesantren bahkan menyediakan air bersih yang diolah dari kali Pabelan untuk penduduk desa. Kiai Hamam juga membuat pemandian umum desa. Sehingga santri-santrinya bisa bergaul dengan penduduk desa setiap pagi sore sambil mandi bersama."

Mas Parman kemudian melanjutkan perubahan di dalam hidupnya. "Har, aku ingin memberitahukan padamu, perubahan pola hidupku di Solo. Aku sekarang sudah tidak menjalankan salat, juga puasa Ramadan," katanya jujur.

"Mas, apakah ini tidak terlalu jauh? Ibu bapak pasti akan marah besar sama Mas," jawab saya.

"Ya jangan dilaporkan ke ibu bapak, tapi ceritakan saja apa adanya kepada Mas Ikhsan, barangkali ia bisa menerima dengan kepala dingin." Saya kemudian berpisah dengan Mas Parman dan melaksanakan wasiatnya. Tidak henti-hentinya saya berpikir dan merenung, sehingga memberatkan pikiran saya. Sebagai adik kandung, saya menyayangkan keputusan dan langkah radikal Mas Parman. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa sehingga hanya bisa menerima dengan sedih yang menjadi unek-unek terus-menerus. Sebab, saya pun juga ingin jawaban terhadap masalah-masalah yang ditimbulkan keputusan kakak saya itu. Saya khawatir sikapnya itu akan memengaruhi kakak dan adikku yang lainnya sehingga unek-unek itu saya sampaikan kepada Mas Ikhsan. Ia juga tampak terkejut tapi hanya terdiam saja tanpa reaksi. Karena itu aku minta kepada Mas Ikhsan untuk bertemu sendiri dengan Mas Parman.

Akhirnya, pada suatu hari, Mas Ikhsan menyempatkan diri untuk bertemu langsung dengan Mas Parman di Solo. Ia tinggal di daerah Manahan. Berikut ini adalah laporan Mas Ikhsan kepadaku dari hasil pertemuannya dengan Mas Parman. "Aku diajak Mas Parman pada suatu malam di suatu warung hik yang masyhur dengan jualan wedang ronde dan makanan tradisional Surakarta. Mas Parman memang romantis. Dia tidak ragu mengajakku menikmati suasana Solo di waktu malam yang dirasakan rakyat jelata. Terkesan olehku bahwa ia memang merakyat hidupnya. Karena setiap kali kami berbincang-bincang, selalu saja ada orang yang menyapa. Ada juga para pengemis dan gelandangan. Di warung hik itulah aku mencoba secara tenang menanyakan banyak hal kepada Mas Parman.

"Mas, aku sudah mendengar semua cerita mengenai dirimu dari adik kita, Haryono, terus terang saja aku terkejut. Timbul seribu satu pertanyaan dalam pikiranku, aku masih seorang santri yang baik dan terus bercita-cita menjadi ulama pemikir modern. Sebagai adik, aku tidak bisa memahami sikapmu. Bahkan aku tidak percaya dengan cerita Haryono, aku juga sudah tanya kepada Haryono bagaimana pandangannya. Tapi ia tidak banyak memberi penjelasan sehingga aku harus langsung bertemu denganmu. Mohon jangan tersinggung dengan pertanyaan-pertanyaan dan komentarku. Aku bahkan ingin belajar kepada Mas, yang memiliki sebuah pengalaman dramatis."

"O... boleh saja, jadi aku sekarang sudah tidak menjalankan kewajibanku sebagai seorang muslim."

"Kalau begitu, Mas telah murtad?" tanyaku.

"Ya, sebelum hukuman murtad dijatuhkan kepadaku, aku lebih baik keluar saja dulu dari Islam. Sekarang siapa pun juga tidak berhak menghakimiku."

"O... begitu, aku pun tidak akan menghakimimu. Cuma aku ingin bertanya apakah Mas telah meninggalkan seluruh akidah Islam?" tanyaku ingin tahu.

"Ya, aku sekarang seorang atheis, aku sudah tidak percaya kepada Tuhan."

"Lalu status Mas sekarang sebagai apa?" tanyaku.

"Aku sudah menjadi humanis. Aku bercita-cita ingin menjadi pemikir bebas."

"Untuk menjadi orang seperti itu kan tidak perlu meninggalkan akidah. Islam memberi kebebasan."

"Ya aku tahu, aku hanya ingin mengatakan bahwa selama di Gontor aku tidak pernah memperoleh penjelasan yang memuaskan mengenai Tuhan. Dan mengapa orang harus percaya kepada Tuhan. Aku ingin bebas dari belenggu akal dan aku harus bisa mendasarkan perilakuku berdasarkan rasionalitas. Tidak dibelenggu iman dan syariat. Sekarang ini aku merasakan diriku menjadi orang bebas, tanpa belenggu. Ketika menjadi orang Islam aku merasa terjatuh ke dalam belenggu. Sekarang ini aku merasa mengalami pencerahan."

"Mas kan tahu bahwa Islam itu mengajarkan perbuatan baik berdasarkan iman. Jadi manusia memerlukan Tuhan untuk bisa berbuat baik."

"Inilah yang saya tidak setujui dalam Islam. Seperti kamu tahu sendiri, perbuatan baik itu tidak diakui Tuhan jika tidak didasarkan kepada iman. Mengapa harus begitu. Buddha Gautama mengajarkan perbuatan-perbuatan baik tanpa mensyaratkan iman kepada-Nya. Demikian pula Konghucu. Aku suka dengan dua agama yang kita sebut sebagai agama bumi itu. Aku ingin menjadi orang baik tanpa iman. Kalau mendengar keteranganmu itu terkesan olehku bahwa Tuhan itu adalah ciptaan manusia sendiri, bukannya sebaliknya."

"Astaghfirullahal'adzim."

"Dalam kenyataannya, agama itu hanyalah candu yang membius dan membuat lupa terhadap kesengsaraan dan penindasan yang menimpa mereka."

"Berlindung aku dari bisikan semacam itu."

"Sorry ya, jangan anggap aku sesat. Semuanya itu sudah kupikirkan dan kurenungkan dalam-dalam. Pokoknya aku ingin bebas menjadi humanis."

"Tapi aku yakin bahwa Islam akan membawaku ke sana, tapi sampean punya pendapat yang lain dan aku ingin belajar darimu sebagai seorang kakak tertua."

"Kamu tidak perlu jawaban verbal dariku. Lihat saja perbuatanku. Bukankah agamamu mengajarkan bahwa Tuhan itu akan bisa ditemui dengan perbuatan baik di dunia ini."

"Kalau gitu, Mas masih percaya kepada Tuhan."

"Tidak! Aku tidak bisa percaya pada adanya Tuhan. Aku hanya ingin berbuat baik kepada sesama manusia berdasarkan alasan-alasan yang rasional saja."

"Wah, menurutku manusia yang percaya kepada Tuhan itu tentu akan terdorong untuk berbuat baik, karena itu apa salahnya kita percaya akan adanya Tuhan."

"Ya terserah. Cuma saya tidak mau percaya kepada Tuhan yang diciptakan manusia. Tuhan begini, sama saja dengan dewa-dewa Hindu maupun Yunani."

Begitulah Mas Ikhsan menceritakan kembali dialognya. "Lalu bagaimana tanggapan dan sikapmu?"

"Lakumdinukum waliyadin, biar dia percaya apa yang ia percayai dan kita percaya apa yang kita percayai."

"Lalu bagaimana pandanganmu mengenai kakak kita itu?"

"Aku tidak menganggap dia orang sesat. Ia hanya memilih suatu jalan hidup. Dalam hatiku, aku percaya bahwa Mas Suparman itu sebetulnya percaya kepada Tuhan. Cuma dia tidak mau merumuskan apa Tuhan itu. Bukankah agama kita mengajarkan bahwa apa pun yang kita pikirkan mengenai Tuhan, itu bukan Tuhan. Jadi Tuhan itu diimani saja, tidak perlu dirasionalkan. Walaupun teori-teori mengenai Tuhan boleh saja dikemukakan. Biar dia tidak percaya kepada Tuhan, asalkan ia berbuat baik dan melaksanakan ajaran Islam menurut ukuran-ukuran kita. Tidak perlu kita mensyaratkan iman kepadanya."

Mas Suparman yang kini sudah menjelang masa pensiun itu sekitar enam puluh lima tahunan nampaknya, paling tidak menurut kesan saya, telah mencapai apa yang ia cita-citakan berdasarkan kebebasan yang ia yakini. Saya berpendapat bahwa pada dasarnya, kakak kami itu masih seorang muslim yang baik. Hidupnya sesuai dengan sepuluh wasiat Tuhan yang didendangkan Iin dan Jaka Bimbo.

Pertama aku masih percaya bahwa ia masih punya iman dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Seperti kata Jalaludin Rumi dan Al Halaj, ia pada akhirnya akan memperoleh pengertian Tuhan yang sebetulnya melekat pada dirinya sendiri jika ia masih tetap bisa menjalankan hidup yang benar berarti Allah masih membimbingnya. Cuma, dia tidak tahu dan tidak mengaku. Malah saya berpendapat bahwa sikap Mas Parman itulah yang mencerminkan Tauhid yang semurni-murninya. Wallahu'alam. Kedua, ia berbuat baik kepada ibu bapaknya, ia tidak pernah mau menyakiti kedua orang tuanya. Harus kami akui bahwa di antara kami, Mas Parmanlah yang paling banyak membantu orang tua kami. Ketiga, ia bisa menjaga harta anak-anak yatim, yaitu adik-adiknya, ia tidak mau mengambil bagian warisannya. Ia serahkan semuanya kepada kita. Mas Parman juga membuat yayasan yang menampung anak-anak yatim. Tutur katanya tidak pernah menyakiti orang lain, ia selalu menjaga diri dari perbuatan-perbuatan tercela.***
=================================================================
dari admin: silakan anda menyimpulkan sendiri kisah cerpen di atas.

Baca semua......

Monday 19 May 2008

Haramkah Membuat Lagu Tentang Cinta Bagi Band Punk dan sejenisnya???


Sebuah mitos yang mengakar kuat dalam scene bahwa ga pantas band punk dan sejenisnya memainkan lagu bertema ”cinta antara kau dan aku (sepasang kekasih)”. Yang kumaksud ”sejenisnya” itu ya misal hardcore(yang konon akarnya juga dari punk), Oi! , ska, emo dan lain-lainnya (pikir aja sendiri :p )...

”Cih..Cengeng banget sih!! Band punk kok ngomongin cinta...Kayak band pop aja!!”. Komentar semacam itu sering banget kedenger ketika sebuah band entah itu band punk, HC, ska , Oi! atau bahkan metal manggung dengan membawakan lagu bertema cinta di gigs. Sebegitu haramkah lagu bertema cinta untuk dibawakan di dalam sebuah gigs???Atau justru mereka yang mengharamkan lagu cinta itulah yang memunafikkan dirinya sendiri hanya karena malu sebagai anak punk/HC/skinhead/rude boys/dll masa membawakan lagu cinta???

Bagiku pribadi, lagu adalah sebuah bentuk ekspresi kebebasan pribadi diri kita. So, apa yang ada di otak kita dan perasaan kita itu bisa dituangkan sebebas-bebasnya kedalam lagu kita. Dan menurutku kalau ada band punk/HC/Oi!/ska/sejenisnya yang membawakan lagu cinta ya ga masalah. Toh cinta juga merupakan salah satu yang wajar dalam kehidupan kita. Kalau memang itu merupakan cara dia mengekspresikan apa yang sedang dia rasakan, kenapa harus dikekang dengan mitos lawakan yang mengharamkan lagu cinta dibawakan oleh band punk/HC/Oi!/ska/sejenisnya. Bukankah kultur punk itu sangat meninggikan kebebasan? Lha kok ini malah diatur-atur harus mebuat lagu yang begini, harus yang begitu, ga boleh cinta-cintaan, bolehnya hanya politik, struggle, environment, alkohol bla bla bla....Fuck the rule, dude!

Aku sendiri jarang membuat lagu tentang cinta bukan karena aku termasuk orang yang mengharamkan lagu cinta, tapi ya karena belum pengen aja membuat lagu cinta. Selain itu, dalam membuat lagu aku ga mau memaksakan diri harus begini harus begitu. Pokoknya mengalir aja. Takutnya kalau dipaksakan, nanti yang tercipta cuma lirik munafik dan hiperbola semata. Seperti kebanyakan band-band sekarang di scene lokal yang sok struggle dan politikus dalam membuat lagu, tapi hanya dikoarkan diatas panggung tanpa implementasi nyata setelah mereka turun panggung. Ya walau ga semuanya begitu sih....

Mungkin yang membuat kita kadang muak dengan tema cinta adalah karena terlalu banyaknya band-band bermunculan di TV yang selalu membawakan lagu cinta dengan porsi berlebihan dan terlalu munafik. Ya selama masih dalam batas wajar dan tidak dibuat-buat, bagiku it’s okay kalau band punk dan sejenisnya mau membuat lagu cinta. Yang penting tidak munafik sajalah.... Toh nyatanya banyak juga band punk dan sejenisnya yang sudah ”terkenal” membawakan lagu bertema cinta. Bagi kalian yang sukanya hanya ”follow the heroes” dalam mengambil keputusan dan prinsip, nih aku kasih beberapa contoh band yang membawakan lagu cinta:
 
- nofx dengan Love Story , Liza and Louise, falling in love, Six Pack Girls,My Heart Is Yearning, Monosyllabic Girl. Meski Fat Mike mengapresiasikan rasa cintanya dalam lagu cinta yang unik.
- the casualties dengan punk rock love . Meski ada yang mengartikan cinta disini adalah cinta terhadap scene. Ada pula yang mengartikannya cinta terhadap wanita.
- the exploited - sex and violence. Baca saja liriknya yang sangat lugas..hehe
- The Living End dengan lagu Tainted Love
- begundal lowokwaru dalam lagu Belahan Jiwa. Yang ini band local nih.
- blackflag dalam lagu i love you,  Jealous Again. (terserah kalian mau nganggep ini band punk atau hardcore..i don't care a shit about it :p )
- Social Distortion dengan Making believe-nya yang puitis dan beberapa lagu lainnya..
- Mxpx, Lagwagon, No use for a name, Greenday (banyak banget nih lagu cinta mereka)
- denger-denger cock sparer pun punya koleksi lagu tentang cinta...tp ak kurang tau yang mana...silakan cek..
- band emo? wah tentu sangat banyak yang ngomongin love2an.

Dan masih ada banyak banget band yang dalam kehidupannya sangat rebel tapi membawakan beberapa lagu cinta.

Banyak kan????
Apalagi kalau misalkan kita memperluas definisi cinta, misal cinta terhadap lingkungan, scene, teman, keluarga, ideologi, drug, hewan dll. Akan banyak sekali lagu-lagu bertema cinta yang dibawakan di sebuah gigs! Cinta bukanlah suatu hal yang haram, kawan! Kalau kebebasanmu berekspresi justru terkekang oleh mitos-mitos tak jelas yang selama ini tumbuh subur di dalam scene, mungkin ada yang salah dengan pemahamanmu tentang arti kebebasan!

Ya mungkin ada beberapa orang (mungkin termasuk kamu) yang membenci bahkan mengharamkan membuat atau membawakan lagu bertema cinta. It's okay...Coz tiap orang kan punya hak untuk menyukai dan membenci sesuatu. Selama itu ada alasannya dan bukan hanya sekedar ikut-ikutan sih ga apa2. Jangan seperti temenku yang saking ”sangar”-nya jadi anti ama lagu cinta tapi tiba-tiba nyanyiin lagu-lagu cintanya Dashboard ketika habis diputus pacarnya. Habis itu malah dia sempet bikin lagu cinta...hahahahaha....

Baca semua......

Thursday 15 May 2008

Kisah Seorang Willy

Willy hanyalah seorang anak kecil yang bersekolah di sebuah sekolah dasar di Jogja timur dengan Bantuan Operasional Sekolah dari pemerintah. Bangun tidur dia tidak bisa layaknya anak-anak lain yang disambut dengan senyuman ayah-bundanya. Ayahnya telah lama meninggal dan ibunya entah kemana. Bangun tidur ia tidak bisa langsung menggosok gigi karena harus menyiapkan air untuk minum penghuni panti asuhan dimana ia tinggal. Panti asuhan yang hanya dihuni beberapa anak yang jumlahnya tidak sampai melebihi jumlah jari tangan kita yang disatukan. Panti asuhan yang hanya bisa menyekolahkan anak asuhan seusia Willy sampai sekolah dasar saja. Setamatnya, entah bagaimana.
Kalau beruntung pantinya mendapat bantuan berlebih, Willy dapat memulai harinya dengan sarapan nasi sayur tanpa lauk. Tapi kalau sebaliknya, berpuasalah Willy hingga siang atau sore bahkan mungkin malam hari. Bukan karena melaksanakan tuntunan agama dia berpuasa, tapi keadaan yang menghimpitlah yang memaksa anak kelas lima itu mengencangkan ikat pinggangnya. Dan sayangnya, keadaan yang kedualah yang sering terjadi
Puasa yang terpaksa itu jugalah yang memaksa Willy hanya duduk ketika anak-anak lain yang lebih beruntung berlarian bermain-main. Disamping karena nominal uang jajannya yang mungkin hanya cukup untuk membeli beberapa buah permen. Itu pun kalau pantinya memberinya uang.

“Beruntung” sekolah Willy adalah sekolah kecil di pelosok desa yang cukup banyak pula anak senasib dengan Willy. Sehingga Willy dan teman-teman senasibnya tidak akan pernah melihat anak-anak yang sedang sibuk senam jari dengan hapenya, atau anak-anak yang sedang mendendangkan lagu dengan ditemani sebuah iPod. Seperti yang pasti kita jumpai di sekolah-sekolah elit di kota yang mempunyai ratusan murid hasil cetakan guru-guru berbentuk kotak ajaib bernama HP dan TV. Yang setiap jam istirahatnya tidak ada lagi anak yang bermain kelereng dan kasti, karena disibukkan dunianya sendiri yang berupa sebuah mesin kecil bernama PlayStationPortable.
Bukan HP yang diinginkan Willy. Bukan pula iPod, apalagi PSP. Takkan berani bermimpi terlalu tinggi untuk memiliki benda-benda hiburan semu semacam itu bagi seorang Willy. Karena bisa melanjutkan sekolahnya saja sudah cukup membahagiakannya.

Satu lagi ”keberuntungan” Willy dan teman senasibnya. Bersyukurlah mereka memiliki teman dan guru yang selalu membantu walau mungkin hanya dengan sebuah pemberian satu bungkus permen atau sebungkus nasi untuk sarapan. Beruntunglah Willy karena sedikit-sedikit celengannya bisa terisi dengan sedikit uang yang diberikan beberapa guru yang iba. Celengan yang kelak jika penuh akan digunakannya untuk membeli sepeda.

Willy adalah sebuah potret nyata kehidupan yang sangat ironis. Sebuah kehidupan nyata, bukan mimpi buruk yang nantinya berakhir ketika dia sudah bangun dari tidurnya. Sebuah perjalanan hidup yang mau tidak mau dia harus jalani dengan bertahan ditengah injakan kaki takdir yang belum memberinya pilihan. Dan dia tidak bisa hanya menyalahkan ibunya yang tidak bertanggung jawab, juga tidak boleh menyalahkan pengasuh Panti yang tidak mampu mencari donatur dan tidak bisa pula dia menyalahkan anak-anak yang mampu memiliki HP, TV, PSP dan sepeda. Karena sikap menyalahkan seperti itu tidak akan membuat Willy bisa menikmati sarapan tiap pagi.

Tanpa sadar, banyak sekali Willy-Willy lain di sekitar kita yang mungkin lebih kurang beruntung. Hanya mungkin kita kurang peka akan mereka. Karena kita selalu berjalan hanya mendongak ke atas hingga kita lupa kalau seharusnya kita juga harus melihat ke bawah. Dan mungkin kita lupa, bahwa rasa iba saja tidak cukup untuk membuat perut mereka kenyang, rasa prihatin saja tidak akan bisa membuat mereka bisa melanjutkan sekolahnya dengan senang, dan bahkan segalon air mata pun tidak akan mampu memberi mereka masa kecil yang layak untuk dikenang.


* based on true story

Baca semua......

Wednesday 14 May 2008

HOMICIDE



Inilah artikel tentang ulasan band/grup hiphop bernama HOMICIDE yang diulas 100% subjektif olehku yang sama sekali bukan anak hiphop. Cukup sederhana alasan mengapa aku tertarik untuk menulis band ini di blogku yang minim pembaca ini. Tak lain karena Homicide adalah satu-satunya band hiphop yang bisa membuat telingaku berkompromi dengan lagu tak bernada khas hiphop dan membuatku rela meluangkan waktu sejenak untuk menyimak lirik mereka yang memaksaku harus mengacungkan dua jempolku.

Dan juga karena Homicide telah membuatku ”sedikit” mengubah pandanganku tentang hiphop yang selama ini aku hanya memandang anak hiphop sebagai sekelompok anak berkalung bling bling yang hobi breakdance, nge-rap, memakai bahkan menjual narkoba dan akhirnya mati ditembus peluru anggota gangster hiphop musuhnya. Sekelompok orang gila popularitas yang selalu nongol di MTV dengan memamerkan kalung bling bling yang entah asli atau palsu sambil ngoceh tidak dengan jelas. Aku memandang seperti itu karena mungkin stereotype yang tampak selama ini adalah seperti itu dan juga tentunya karena hiphop bukanlah bagian dari hidupku sehingga aku ga mengenalinya lebih jauh. Sebuah pandangan yang mungkin sama halnya ketika orang awam memandang anak punk/hardcore sepertiku hanyalah sekelompok berandalan yang hobi nongrkrong ga jelas di jalanan sambil teriak-teriak dan mendengarkan musik yang ga jelas notasinya. Sebuah justifikasi subjektif semata.

Baru sekitar tahun 2005 lalu aku tahu grup rap hiphop ini dari temenku. Dan lagu mereka yang membuatku suka adalah lagu yang berjudul “Puritan (GodBlessed Fascists)”. Padahal baru sekali aku dengerin lagu itu tapi langsung seneng. Ga tau kenapa. Dan setelah itu, lagu-lagu homicide menambah playlistku tiap aku muter lagu di computer. Walaupun ada beberapa opini yang mungkin aku ga gitu setuju di liriknya. Tapi sebagian lainnya aku cukup setuju dengan pesan-pesan yang mereka sampaikan lewat lagu-lagunya. Tapi ya itu lah perbedaan. Sesuatu hal yang wajar tapi terkadang terlalu diperuncing hingga kadang membuat darah mengalir.

Seperti kubilang, Homicide satu-satunya band(atau grup?habis aku ga tau sih apa sebutan anak hiphop tentang grup band mereka) hiphop yang bisa masuk ketelingaku. Emang sih sempet manggut-manggut juga kepalaku ketika ngederin satu lagu salah satu influence Homicide yaitu Public Enemy. Tapi ya cuma sebatas manggut-manggut, coz aku ga gitu ngerti isi lirik yang disampaikan Public Enemy melalui lirik-liriknya. Habisnya pakai bahasa inggris sih…Males mikir… :p Selain aku ga gitu ngerti, aku juga ga mau ngerti. Apalagi sampe nyempet-nyempetin googling nyari band hiphop laen sejenis Homicide. Orang aku suka lagu Homicide aja secara ga sengaja kok…hehe…

Kemarin malam kuurungkan niatku mengerjakan Tugas Akhir a.k.a skripsiku yang beberapa saat lalu membuat kepala ini menjerit serupa jeritan ayam yang disembelih secara sadis oleh kolonel Sanders. Dan cuma satu alasanku kenapa Tugas Akhirku harus mau mengantri untuk mengisi waktuku dimalam itu, yaitu karena paket CD Homicide yang kupesan dari temenku anak bandung sudah sampe dirumahku sekitar pulul 16.15 sore. Hanya saja, hingga tulisan ini ku posting, aku belum mentransfer uang pengganti CD itu ke temenku. Sorry ya pren...bentar lagi deh..janji.. :D
Sejak aku tau lagu-lagu Homicide, aku cuma dengerin dari mp3 yang kudapat dari temenku alias membajak. Dan baru kemaren aku punya CD homicide. Satu buah album ”The Nekrophone Dayz” dan satu buah album baru yang juga album terakhirnya yaitu ”Illsurrekshun”. Yup! Memang Homicide memutuskan bubar seperti tertera pada artikel di album terkhirnya yang salah satu kalimatnya adalah ”Pada saat CD ini di tangan kalian, Homicide sudah bubar”. Untuk tahu lebih jauh tentang alasan mereka bubar, cek aja di situs resmi mereka www.nekrophone.com. Dari pada aku bahas hal itu disini nanti dikira sok tahu.

Dan malam itu aku putuskan untuk mendengarkan terlebih dahulu album “Illsurrekshun” karena list di album “The Nekrophone Dayz” hampir semua sudah kudengar dari mp3 yang aku bajak dari komputer temenku.

Album “Illsurrekshun” dibungkus kertas merah dengan logo Homicide di depan dan dibelakangnya tertulis kutipan dari Widji Thukul yang berbunyi “...tak bisa dibungkam kodim, tak bisa dibungkam popor senapan, satu mimpi, satu barisan...”.
Lalu setelah kulepas pembungkus itu, kudapati sebuah booklet dari Apokalips selain tentu saja CD Homicide yang diletakan di dalam wadah CD. Booklet dari Apokalips itu sesuai dugaanku berisi tentang sesuatu yang berbau politik. Sekilas kubaca, isinya berisi wawancara dengan beberapa tokoh dari organisasi buruh, petani, nelayan dan lainnya. Ah nanti sajalah membaca booklet Apokalips itu. Lalu kubuka wadah CD Homicide yang bercover gambar bendera Merah seperti yang kupajang di atas. Sangat berbau politik dan revolusi... Ya memang begitulah Homicide... Ow, ternyata cover tadi juga berupa sebuah booklet yang berisi basa-basi dari Homicide, beberapa foto demonstran, penjelasan mengenai lagu dan tentunya lirik. Di belakang terdapat tulisan yang berisi dedikasi album itu untuk temen-temen mereka yang dah meninggal.Terdapat beberapa gambar demonstran membawa bendera bergambar A didalam lingkaran yang tak lain adalah lambang Anarkisme. Anarkisme-kah ideologi Ucok dkk? Mungkin.. Walaupun di salah satu penampilannya, Ucok pernah bilang kurang lebih “Ideologi kami bukan anarkisme, bukan komunisme dan bukan pula isme-isme yang laen..Tapi ideologi kami adalah ideologi pertemanan.. bla bla bla..”...Kalau mau tau pasti, kontak aja lewat situsnya.. Aku ga mau komentar sesuatu yang aku sendiri belum tau pasti di sini. Lagi-lagi dari pada dikira sok tau. “Emang sapa kamu kok bisa bilang Homicide berideologi A, B atau C?”..Nah kalau nanti ada yang komentar gitu gimana? Kan repot...Ya emang bener, aku bukan siapa-siapanya Homicide, makanya aku suruh kalian kontak aja mereka.

Track lagu Homicide yang ditawarkan di lagu ini ada 9 buah. Itu udah termasuk Intro dan bonus track.
Intro
Megatukad
Illsurrekshun
Klandestin
Panoptikanubis
Purgatori
Tantang Tirani
Terra Angkara
Siti Jenar Cypher Drive (Bonus track)

Dari judulnya yang penuh kata-kata khusus itu bisa ditebak seperti apa liriknya. Yup! Inilah salah satu yang kusuka dari Homicide. Lirik yang tajam dan berani, kasar dan cerdas, lugas tapi sekaligus penuh metafora. Walau mungkin harus ditemani sebuah kamus bahasa untuk memahami sepenuhnya lirik Homicide, tapi dengan membaca sekilas liriknya akan terlihat apa yang hendak disampaikan pada lagu tersebut. Lirik-lirik yang cerdas dan berbau social politik inilah yang mungkin membedakan dengan grup-grup hiphop lainnya yang sering nongol di TV atau radio yang bisanya cuma “Nombok donk…nombok donk…” atau mungkin “Cewek matre, cewek matre”, “Tum tum tum ala tumini…”, “Dioplok-oplok…” dan lagu-lagu hingar bingar sejenisnya…

Setelah cukup mendengarkan album “Illsurrekshun”, kini aku pengen dengerin album ”The Nekrophone Dayz”. Yah, walaupun sebagian besar dah kudengar tapi rasanya pengen dengerin lewat CD yang asli. Hehe..

Album ”The Nekrophone Dayz” yang berbalut bungkus berwarna hitam dengan logo Homicide di depan ini tak lebih sebuah dokumentasi dari single-single lepas yang pernah dibuat Homicide dan sebenarnya sudah beredar sejak dulu. Di bagian belakang bungkus hitam terdapat sebuah kalimat yang juga tertulis dibagian belakang cover sekaligus booklet yang berbunyi ”rather be forgotten than remembered for giving in”. Di dalam booklet itu sendiri berisi tentang sekilas terbentuknya Homicide hingga motif dibalik pembuatan album dokumentasi ini. Selain booklet, juga terdapat lyrics Sheet yang berisi tentu saja lirik lagu yang terdapat di album tersebut walau ga semuanya beserta penjelasannya. Di dalam explanation tersebut, terdapat penjelasan menarik mengenai lagu ”Puritan (GodBlessed Fascists)”. Kalau membaca lirik lagu itu, mungkin akan timbul pertanyaan ”Atheiskah Homicide? Atau mungkin agnostik?”..Mungkin ya, mungkin tidak..Aku ga tau pasti dan aku ga terlalu mau tahu..I don’t care a shit about it...Kalau dari sudut pandangku mengenai eksplanasi tersebut, aku bisa melihat bahwa mereka tidak membenci agama dan para penganut agama seperti yang dikatakan orang-orang, Homicide hanya membenci para penganut agama yang berfanatik sempit sehingga dengan mudahnya mereka melakukan intimidasi terhadap golongan yang mungkin berseberangan pendapat dengan mereka. Secara pribadi aku setuju dengan pendapat ini. Aku orang beragama. Tapi aku ga habis pikir bagaimana bisa agama dijadikan alasan untuk memisahkan badan dengan nyawanya dan dijadikan motif tunggal untuk memaksa dan mempengaruhi agar semua menjadi sama. Bukankah tokoh panutan kita dalam agama kita masing-masing mencontohkan bahwa kita harus menghargai perbedaan? Sikap fanatisme sempit yang berdiri pada jembatan agama itulah yang akhirnya hanya melahirkan fasisme gaya baru yang justru akan meruntuhkan jembatan itu sendiri. Sudah saatnya topeng-topeng agama yang digunakan sebagai kedok fasis itu dihancurkan. Dan diganti topeng permanen yang melekat pada diri kita berupa sikap saling menghargai dan tidak saling merugikan.

18 track mengisi album ini. Yang cukup menarik adalah pembacaan buah karya Widji Thukul pada track ”Sajak Suara”. Tempo yang sedikit berbeda ditampilkan pada track ”Rima Ababil”. Secara keseluruhan, album ini keren. Dari mana mereka dapat kemampuan menulis lirik dan ngebacot secepat itu yang diramu dengan beat dan rythm keren...Salut deh..

Ga mungkin rasanya aku membahas satu persatu lagu mereka. Capek bos nulisnya...hehehe....Simak aja sendiri lagu mereka. Kalau mau, kopi aja dari komputerku..hidup copyleft!!! :p

p.s: seperti yang aku tulis di awal, bahwa tulisan ini murni 100% subjektif...kalau mungkin ada yang salah dalam penyebutan istilah-istilah dalam kultur hiphop sori-sori aja ya..maklum, aku sama sekali ga paham tentang hiphop, ditambah lagi aku sendiri bukan anak hiphop...setelah penjelasan singkatku di postscript ini, kalau tetap masih ada yang ga terima atau ge seneng dengan tulisanku di atas, cukup satu pertanyaan buat kamu : ”Kita masih hidup di negara merdeka yang memperbolehkan warganya mengeluarkan pandangan subjektifnya kan?!”.. Kalau jawabanmu iya, tutup halaman blogku seperti kamu menutup mulutmu.. Tapi kalau jawabanmu tidak, sepertinya ada yang salah diantara kita, entah kau atau aku....

Baca semua......

Wednesday 7 May 2008

Komentar-komentarnya jadi hilang....

Demi memenuhi hasrat supaya ada comment box di bawah setiap postinganku, akhirnya aku mengorbankan komentar temen-temen. Mengapa? Karena untuk menginstall fasilitas comment box dengan halloscan harus menanggung resiko kehilangan komentar yang sudah ada...hikz...hikz

Tapi ga apa-apa lah..seenggak-enggaknya sekarang ada comment box di setiap bawah postinganku. Jadi temen2 yg pada mau ngasih komentar ga perlu nge-link ke halaman baru.

Baca semua......

Tuesday 22 April 2008

Kebiasaan dan makanan yang tidak aman bagi kita ( 1 )

Berita terbaru dari IDI(bukan Ikatan Dokter Indonesia tp Ikatan Dagelan Indonesia) bahwa ditemukan beberapa kebiasaan dan makanan yang dapat merusak tubuh. Berikut aku tulis mengenai hal tersebut:



- Durian. Buah yang satu ini memang enak. Tapi dibalik keenakannya ternyata sangat berbahaya bagi tubuh kita. Yup! Durian tidak baik bagi tubuh kita jikalau anda menelan buahnya berikut kulit dan bijinya.

- Kebiasaan merokok. Ternyata merokok ga cuma menyebabkan impotensi, serangan jantung dan mandul. Tapi juga menyebabkan kebutaan dan cedal. Rokok menyebabkan kebutaan bila karena saking asyiknya merokok sehingga menyebabkan anda salah ambil obat tetes mata dengan lem Alteco saat anda hendak mengobati mata anda yang belekan. Merokok juga menyebabkan cedal apabila rokok yang sudah anda bakar tersebut anda hisap secara terbalik.

hiii...ngeri ya...oleh karenanya tetap waspadalah...waspadalah...waspadalah..

Itu dulu...nanti kalau ada kabar2 terbaru aku kabarin lagi.... ciauwww...

Baca semua......

Monday 21 April 2008

Not Available Mau Konser di Indonesia


Bagi penggemar Not Available ada kabar gembira....Mereka akhirnya datang juga di Indonesia setelah dulu sempet kabarnya mau manggung tapi batal. Di situs resminya http://notavailable.com/ jg dah diumumkan tentang hal ini.


Wah kayaknya harus nonton nih. Habisnya dr dulu mau nonton tapi batal terus. Waktu MxPx aku batal nonton, The Black Dahlia Murder jg ga jadi nonton, pas NOFX jg bentrok ama acara laen..Hikz...

Seperti apa serunya penampilan band Melodic Punkrock dari Jerman ini??? Kita liat saja besok di Malang, Bandung dan Jakarta pada tanggal 1-3 Agustus 2008...

Baca semua......

Bang Haji Rhoma Irama Sang Raja Dangdut


Masih inget si Raja dangdut Rhoma Irama? Radja dangdut yang melarang kita untuk berjualan.. Lho? Lha iya to? Lagunya aja berjudul "berdagang" yang liriknya berdagang jangan berdagang, berdagang tiada gunanya... :p

Coba lihat ketika bang haji sedang berdakwah sambil bernyanyi di gambar sebelah kiri ini... Ketika foto itu diambil, dia sedang meneriakkan "Auwo uwooooo....Aku lah Rambi si raja rimba...saingannya Rambo... Mari kawan2, jangan lupa gosok gigi sebelum makan, jangan lupa cebok sebelum beol, jangan lupa mandi sebelum tidur...."


Kalau ngomongin bang rhoma aku jadi inget si Inul...Yup..si inul ini sempet bersitegang sama bang rhoma karena si inul ga mau duet sama bang haji...lho? ga ding.hehe..Tapi gara-gara goyangan inul yang seronok (menurut Bang Haji)... Tapi sepertinya apa yang dikabarkan oleh infotainment ga seperti kenyataannya.. Karena sebenarnya mereka(rhoma-inul) ini berkawan sangat baik. Bahkan sempet juga berfoto cukup mesra untuk cover majalah Trubus. Di samping kiri itu fotonya.

Tau kah anda mengenai kabar terakhirnya? Kalo mau tau segala hal tentang bang rhoma, jangan sungkan2 hubungi aku. Karena aku kan deket ama "beliau". Dulu sempet juga lho aku manggung bareng dia. Fotonya pas aku manggung ma dia masih kusimpen. Benernya ini rahasia, nt ndak dikira sombong. Tapi ya demi pembaca semua aku kasih liat dikit deh fotoku pas manggung ma dia.. Ini fotoku pas manggung ma Bang haji membawakan lagu Sweet Child O Mine versi dangdut.

Coba liat kedekatanku dengan Bang Haji di foto itu, jd wajar donk kl aku tau tentang kabar-kabar tebaru tentangnya.. Oke deh..sukses buat bang haji. selamat mengarungi bahtera rumah tangga ...lho?




NB: tulisan di atas hanya fiktif belaka. Jikalau ada kesamaan wajah, nama dan tempat semata-mata karena memang di sengaja.


Baca semua......

Saturday 19 April 2008

Orang cacat jadi lelucon

Tadi sore karena ga ada kerjaan aku nonton TV. Pas aku kebetulan ngubah-ngubah channel, ada acara di TPI yang bikin aku jd pengen iseng nonton. Ternyata lagi ada acara nyanyi2 yang pake dinilai juri itu..yang kayak AFI, Indonesian Idol itu lohh...Tapi kali ini khusus dangdut. Ya maklumlah, kan TPI itu singkatan dari Televisi Pedangdut Indonesia... Tontonan wajibnya bang haji rhoma. Soalnya kl bang haji ga mantengin terus acara-acara dangsut di TPI, takutnya nanti ada pedangdut yang bakal makar terhadapnya dan mau ngrebut mahkota raja dangdutnya... :P


Ok, back to the acara dangdut td...Ternyata pas aku nonton itu acara baru dimulai. Dua pembawa acara mulai cuap-cuap ga jelas gt.. Terus dilanjutkan dengan memanggil para peserta. Eh ternyata persertanya nih bukan sembarang peserta. Tapi ada yang statusnya anak tiri, anak jalanan, korban kekerasan, penyanyi kafe dan bahkan ada juga orang buta..Beberapa pesertanya ada yang masih kecil.. Ga tau ni apa maksudnya.. Konsepnya jg gmn aku kurang tau coz aku baru liat acara itu sekali itu..

Wah ambu2ne ga bagus nih..Kayaknya bukan ajang cari bakat tapi ajang cari zakat...lho? apa hubungannya..

Sampe disitu sih masih agak biasa...nah yang kebangetan tuh pas sesi pengambilan nomer urut nyanyi... Salah satu MC-nya membawa semacam toples berisi bola yang terdapat nomer urut yang nantinya diambil satu persatu oleh peserta..Jelas-jelas ada orang buta disitu sebagai pesertanya, tapi kok masih dibecandain tentang kebutaannya itu..Jadi si MC tadi menyuruh bapak buta itu mengambil urutan dengan berkata "silakan pak diambil nomer urutnya" tp toplesnya bukannya diarahin ke tangan bapaknya tapi malah di jauhin dari si bapak buta tadi buat lelucon.. Walhasil para penonton pada ketawa melihat bapak buta tadi kesusahan mencari toples yang dibawa MC cewek tadi...

Entah bapak itu buta beneran atau cuma sekedar akting, tapi menurutku itu sebuah lelucon yang kurang pantas dikeluarkan apalagi di acara yang berkelas nasional seperti itu...

Baca semua......

Friday 18 April 2008

Aku menulis maka aku ada...

Hehe..ngutip tema seminar tentang jurnalistik beberapa waktu lalu yang ga sengaja aku liat spanduknya di jalan. Kalau aslinya sih itu kata-katanya Rene Descartes "Aku berpikir maka aku ada".

Gara-gara aku baca artikel di suave pada edisi beberapa saat yang lalu aku jadi pengen nulis ini. Jadi ceritanya di suave itu ada artikel yang membahas hal-hal apa saja yang di tahun 2008 ini ga bakal jadi tren dan yang bakal jadi trend.
Di situ ada satu poin yang bilang bahwa blog udah ga jamannya lagi di tahun 2008. Yang ngetrend itu punya website sendiri. Karena nulis diblog ujung-ujungnya ga ada yang baca. Di situ juga ditulis kurang lebih "silakan nulis dan sapa yang akan membaca".

Hmmm....penilaian sinis yang dilontarkan pada kalimat itu sempet bikin senyumku tersungging. Bagaimana tidak? Sungguh penulis artikel itu lah yang justru ga tau mengenai hakekat menulis. Walaupun tiap orang mempunyai opini berbeda-beda mengenai motif mereka menulis. Tapi bagiku, menulis ga sekedar cm mencari pembaca sebanyak-banyaknya. Buat apa bikin website sendiri kalo di website si empunya justru bingung mau ngisi konten apa saja di websitenya.

Bagiku menulis itu lah salah satu mengungkapkan pikiran kita, ide kita, opini kita bahkan caci maki kita. Menulis membuatku serasa orang yang merdeka semerdekanya. Bahkan ga ada orang yang membaca pun tidak akan membuatku berhenti menulis walaupun tulisanku ga berisi atau hanya kubaca sendiri di kamar atau intensitasku menulis itu sangat jarang.

Dengan tulisan kita bisa menggores bahkan membunuh seseorang. Dengan tulisan pula lah kita bisa membahagiakan seseorang, minimal diri kita sendiri.
Jadi sungguh lucu kalau kita harus berhenti menulis di blog hanya karena khawatir ga ada yang baca..

Maka ga salah kalau muncul kata-kata seperti judul di atas yang tentunya diedit dari kalimat Rene Descartes. Karena memang dengan menulislah kita dapat menunjukkan eksistensi kita dan pikiran kita dengan cara yang sangat sangat sederhana.

Baca semua......

Tuesday 29 January 2008

Mr. Soeharto

Seru juga kl ngomongin masalah jendral yg satu ini. Apalagi setelah wafatnya beliau semakin sering aja dibahas masalah Soeharto dimana2. Baek dari masalah kesalahan, jasa sampe sejarah hidupnya

Hal yang paling sering dibcarakan yaitu masalah proses hukumnya seiiring semakin parahnya kondisi kesehatan Soeharto yang akhirnya kini benar2 sudah meninggal. Kalo menurut pendapat pribadiku sih ya tetep aja proses hukum ini harus tetap berjalan. Kalo perlu jangan masalah perdata aja yang diusut, tapi jg mslh pidana yang dilakukan Soeharto saat masih berkuasa dulu. Jangan hanya karena beliau sudah meninggal dan pernah berjasa bagi negara ini lantas kesalahan yang pernah diperbuatnya lalu dilupakan begitu saja. Tapi sayang sepertinya justru kondisi sekarang mengarah ke arah situ. Apalagi didukung media massa yang entah sadar atau tidak sadar telah membentuk sebuah opini publik untuk menghentikan proses hukum yang berjalan. Betapa tidak?


Sejak pah Harto masuk rumah sakit hingga saat meninggalnya, tak henti-hentinya media membicarakan masalah pak harto. Apalagi setelah meninggalnya beliau ini berita yang sedang gencar mengenai pak Harto adalah mengenai jasa-jasa beliau. Yah, seperti orang pada umumnya, kl sudah meninggal biasanya yang dibicarakan adalah kebaikan2nya. Tapi saat dulu masih hidup mungkin suka membicarakan kejelekan2nya…hehe

Kita ga bisa kl mau berhitung masalah besar mana antara jasa dan kesalahan Pak Harto. Yang jelas, semua jasa ada balasannya dan semua kesalahan jg ada balasannya. Itu saja.. Kita analogikan misal seorang Kyai yang sepanjang hidupnya berbuat baik tiba2 khilaf melakukan kesalahan dan pelanggaran hukum. Nah, bukan berarti hanya karena Kyai tsb suka berbuat baik dalam hidupnya lalu terbebas begitu saja ketika dia melakukan pelanggaran hukum. Masalah perbuatannya yang baik dalam kehidupan sehari-hari nanti bisa menjadi pertimbangan keringanan hukuman yg diputuskan oleh hakim.

Hal seperti itu jg harusnya bisa diaplikasikan dalam kasus Pak Harto ini. Tanpa mengesampingkan bahwa beliau jg pernah berjasa bagi bangsa ini, kalo lah beliau memang pernah melakukan kesalahan ya harus ttp dikenai sanksi. Kita ga boleh hanya menggembargemborkan jasa-jasa pak harto lalu melupakan kesalahan2nya. Kalau kita seperti itu, kita akan menjadi orang yang tolol karena hanya melihat jasa-jasanya kita lalu melupakan kesalahan2nya dan tentunya kita akan merasa bersalah kepada tokoh2 HAM dan reformis yang hilang saat kepemimpinan Soeharto termasuk jg orang2 PKI yang dibunuh atau dipenjara tanpa peradilan serta masih banyak lagi korban2 rezim Soeharto yang sampai skrg masih belum diusut kasusnya... Tapi kita juga ga boleh hanya menyalah2kan beliau tanpa melihat jasa-jasanya. Karena kalo begitu kita akan menjadi orang yang munafik, sebab diakui atau tidak kita juga pernah merasakan hasil dari kepemimpinan Pak Harto.

So...kita ttp harus seimbang dalam menyikapinya. Kita tetap ingat jasa2 beliau, tp kita jg harus ttp memperjuangkan upaya hukum dalam mengusut kejahatan2 beliau. Karena apabila kasus pak harto ini dihentikan, justru ini menjadi keutungan bagi [b]kroni2 pak harto[/b] yang menjadi parasit saat pak harto masih berkuasa dulu dan kini tak tersentuh hukum karena pengusutan difokuskan hanya kepada Soeharto.

(spti saya tulis jg di forum www.delayota.org)

Baca semua......

Tuesday 15 January 2008

Sinetron Dan Ibuku

Kayaknya dah ada ikatan batin deh antara ibuku dengan sinetron. yah, walopun ga semua sinteron ditonton, tp pasti ada aja sinetron yang diikutin ama ibuku tiap habis satu judul sinetron selesai ditongkrongin sampe katam...hehe..kayak ngaji aja pake katam2an segala...untung kalo dah katam satu sinetron ga perlu dirayain pake diarak naek kuda keliling desa kyk di purworejo...kl pake kayak gt kan repot...hwahahahhaha...Tapi untuk saat ini sih cm 3 sinetron aja yang disukain ibu...

Petualangan my mom dalam mengarungi imajinasi persinetronan dimulai dengan sinetron Safira...
Jam Tayang: 18.00
Kondisi mata: 100 Watt
Review: Ga tau tuh apa ceritanya..yang jelas intinya monoton..pembantu yang beruntung, terus berakhir dengan bahagia,sentosa dan damai sejahtera...Si Safira (mungkin ada hubungannya ama yang punya hotel Saphir), menamatkan diri pada bbrp hari yang lalu. Penggantinya ada ga?? Tentu saja ada..RCTI gitu loh...Rajawali Channel Tuk Ibu2...hwehhehehe....jadi, sinetron itu kudu ada... Penggantinya berjudul Mentari..Judulnya aja dah aneh, gmn crtanya? Jangan2 besok ada pula sinetron berjudul Komet, Meteor..Hwahahaha ...

Petualangan my mom berlanjut kepada si Cahaya...busyet....hweheheh....namanya aja cahaya, tp yang meranin malah berkulit gelap and ga bercahaya..hwhehehe(ga bermaksud rasis lho :p ) Sinetron yang satu ini bisa bikin ibuku terpingkal2...ga tau apa yang lucu..perasaan biasa aja. Yang bikin aku ngakak tuh cm suaranya si Cahaya gelap itu td kl dah buka suara...tampang sih metropolis..Tapi suaranya kayak orang ngomong sambil makan kismis...lho? Apa hubungannya? :p
Jam Tayang: 20.00...lho lho lho, antara jam 19.00-20.00 sinetronnya apa donk??? ga tau...Yang jelas my mom ga suka..katanya ga menarik...so, ga akan aku ulas disini...hehe...kacian deh you..
Kondisi mata:50 Watt
Review: Standar2 aja...sama yang sebelumnya...pembantu yang ujung2nya bahagia...Tapi si Aya Cahaya Aya(begitu Cahaya akrab dipanggil) ini belum mau undur diri... Masih siap untuk pasang aksi pasang gaya di depan ibuku. Jadi sampe sekarang, blm katam-katam.

And then, si Nabila Sachit(emang sakit apa, mbak?) beraksi di layar tipi yang bikin ibuku ga tidur2 padahal besok harus ngajar jam 7 pagi...
Jam Tayang: 21.00
Kondisi mata: kriyip-kriyip ngantuk...udah theklak thekluk tp tetep dipaksain demi ngliat sang Kasih yang mau nikah sama cowoknya yang diperanin pemeran di film Jomblo...ga tau namanya...au ah gelap..
Review: Pokoknya isinya orang pamer urat leher(soalnya marah2), pamer ingus(soalnya nangis2) terus pamer dengkul(?)....emang iya?

Dah...habis itu ibu beranjak ke tempat tidur. Rasa-rasanya sudah lega dan ga ada beban lagi kalo udah nyelesaiin satu paket sinetron. Kayak apa aja...

Lucu juga sih kalo ngliat ibuku dan temen2nya lagi mbahas sinetron...Kayak diskusi seminar aja...hwehehehe....

Kalo diliat-liat dari iklan-iklannya, hampir tiap stasiun TV punya ciri khas mengenai sinetronnya lho...
1. SCTV. Judulnya kebanyakan pake kata Cinta..misal, Cinta Fitri, Cinta Bunga, Cinta mati, CInta monyet, Cinta Bolpen...Lho? mksdnya tinta :p ..Tapi ga termasuk Cinta Laura lho...Cinta Laura? itu lho, artis kemaren sore yang kalo ngomong bikin ngeri anak tetanggaku...habisnya kalo lagi ngomong, bibirnya dimanyun-manyunin terus logatnya sok Britis (Bringharjo Timur Selatan)..hwahahahah...jangan2 jualan di Beringharjo tuh artis...Malah, di web sitenya radityadika si cinta laura dimasukin sebagai salah satu jenis hantu lokal yang direview ama penulis gila itu...
2. RCTI. Judulnya singkat padat dan hampir pasti nama orang. Example: Cahaya, Mutiara, Kasih, Safira, Candy, Mentari, Raam Punjabi, Gobin Punjabi...lho?
3. Indosiar. Sinetronnya kebanyakan didubbing...Masih banyak yang ceritanya mirip2 ama sinetron jaman dulu yang tokohnya ada Brama Kumbara, Mantili dll..Sukanya pake efek-efek cahaya yang maksudnya biar mirip api ato tenaga dalam..Tapi malah mirip kembang api...
4. TPI..Nah ini...Televisi Persinetronan India...hwahahahha....sinetronnya kebanyakan ada nyanyi2nya..Kayak india..maklumlah, TPI kan pioner dangdut indonesia...pantesan Pak Haji Rhoma ama istri2nya suka mantengin stasiun ini buat ngeliat perkembangan perdangdutan indonesia...sapa tau ada yang makar and menggeser posisinya dari singgasana Raja Dangdut...
5. Metro TV. Ga tau kyk apa sinetronnya. Sinyalnya aja ga kebaca ama antenaku, gmn mau ng-review..hehe
6. Trans 7 ama Trans TV. Kayaknya ga ada sinetron deh. Hmmm....brti bakal jadi stasiun yang dibenci ibu2 nih... :P

Menarik juga nulis tentang sinetron..tapi ak nulis gini bukan berarti aku suka nonton sinetron lho...Gimana mungkin cowok sepolos aku gini suka nonton sinetron.... :D Mending juga nonton Tersanjung...lho? gedubrak...waaaaaaaaaaaaa



NB: to my mom: sory tak jadiin tokoh ditulisanku yo, bu...luv u so much, mom :*

Baca semua......